Mohon tunggu...
Mulia Rahman
Mulia Rahman Mohon Tunggu... Buruh - Seorang yang tinggal di Banyuwangi

Saya suka membaca artikel dan berita terbaru. Saya gemar minum kopi dan mendengarkan musik, sambil menikmati segala peristiwa yang terjadi di depan Saya.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Gabriel Omar Batistuta, Sang Legenda Sepakbola Argentina

18 Agustus 2023   23:49 Diperbarui: 19 Agustus 2023   08:35 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.marketingregistrado.com/img/noticias/amp/batistuta-pelicula.jpg

Pada gelaran Piala Dunia tahun 2022, Argentina berhasil menjadi juaranya. Tentu saja penampilan gemilang timnas Argentina tidak bisa dilepaskan dari performa apik dari sosok La Pulga, Lionel Messi. Messi berhasil menjadi salah satu bintang di Piala Dunia 2022 Qatar dengan mencetak total 7 gol dan 3 assist. Bahkan Messi mampu mendapatkan Sepatu Emas di gelaran tersebut, mengalahkan Mbappe yang mencetak satu gol lebih banyak.

Jauh sebelum era Messi, timnas Argentina pernah mempunyai seorang legenda sepakbola. Dia adalah Gabriel Omar Batistuta. Meskipun tidak mampu mengantarkan timnas Argentina menjadi Juara Piala Dunia, namun penampilan Batistuta selama aktif menjadi pemain sepakbola sangat bagus. Tidak hanya di Argentina, Batistuta juga pernah menjadi pemain top di sepakbola Eropa, bahkan dunia.

Karir Sepakbola

https://www.marketingregistrado.com/img/noticias/amp/batistuta-pelicula.jpg
https://www.marketingregistrado.com/img/noticias/amp/batistuta-pelicula.jpg

Batistua mengawali karir di dunia sepakbola profesional pada tahun 1988, yaitu di klub Newell's Old Boys. Marcelo Bielsa, pelatih Newell's Old Boys tertarik dengan penampilan Batistuta pada kompetisi tingkat provinsi di Argentina. Bielsa menjadi salah satu sosok yang berjasa dalam perjalanan karir Batistuta. Sekitar satu tahun Batistuta bermain bersama klub tersebut,  hingga akhirnya River Plate menjadi klub tujuan selanjutnya.
Bersama River Plate, Batistuta berhasil memenangkan Argentine Primera Division pada tahun 1990. 

Namun selepas kejuaraan, tanpa alasan yang jelas Batistuta justru ditarik dari tim utama dan pindah ke klub Boca Junior, yang saat itu adalah klub rival dari River Plate. Di bawah asuhan Oscar Tabarez, karir Batistuta semakin terasah dan mampu menjadi top skor saat liga tahun 1991 serta Boca Junior menjuarai liga di tahun yang sama.

Saat membela Argentina di ajang Copa America 1991, keterampilan dan kemampuan Bautista membuat wakil presiden klub Fiorentina (Italia) tertarik, hingga akhirnya setuju untuk merekrutnya. Batistuta mengawali karir di Serie A dengan cukup bagus dan mampu mencetak 13 gol pada musim debutnya. Selanjutnya dia bisa menjadi top skorer untuk Fiorentina pada ajang Serie A tahun 1994-1995 dengan mencetak 25 gol.

Setelah hampir sepuluh tahun bersama Fiorentina, pada penghujung musim 1999-2000 Batistuta berlabuh ke klub Serie A lainnya, yaitu AS ROMA. Dan pada musim 1999-2000, Batistut membuat Roma menjadi Scudetto untuk pertama kalinya setelah tahun 1983. Ironisnya, pada musim 2002-2003 Batistuta justru dipinjamkan ke klub Inter Milan. Hanya satu tahun Batistuta bermain untuk Inter dan itu adalah akhir Batistuta sebagai pemain sepakbola di Italia. Selanjutnya, pada tahun 2003 hingga 2005 Batistuta bermain untuk klub Qatar, Al-Arabi. Dan akhirnya Batitusta memutuskan untuk gantung sepatu.

Kehidupan pribadi dan sekarang

https://cdn.resfu.com/scripts/tmp_images/agencia-efe_multimedia_55008656832.multimedia.photos.55008656832003.file.jpg?size=1000x&lossy=1
https://cdn.resfu.com/scripts/tmp_images/agencia-efe_multimedia_55008656832.multimedia.photos.55008656832003.file.jpg?size=1000x&lossy=1

Batistuta lahir pada tanggal 1 Februari 1969, dari Ibu bernama Gloria Zilli dan Ayah bernama Omar Batistuta, di kota Avellaneda provinsi Santa Fe, Argentina. Batistuta memiliki 3 saudara perempuan dan beragama Katolik Roma.

Pada tahun 2007, setelah mengakhiri karir bersama Al-Arabi, Batistuta kembali ke Argentina dan memilih untuk istirahat dari dunia sepakbola. Batistua sekarang lebih tertarik dalam kegiatan olahraga polo dan golf. Hal itu karena Batistuta mengalami kesulitan untuk berjalan kaki.

"Saya hidup dan bernafas bersama sepakbola, ketika Saya bermain sepakbola saya tidak pernah begitu menikmatinya, saya tidak pernah bahagia. Jika Saya mencetak dua gol, Saya menginginkan yang ketiga, Saya selalu menginginkan lebih.  Sekarang semuanya sudah berakhir, Saya bisa melihat ke belakang dengan puas, tetapi Saya tidak pernah merasa seperti itu saat bermain.", ungkap Batistua saat diwawancari FIFA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun