Mohon tunggu...
Mulia Putri
Mulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Self Efficacy: Kunci Meningkatkan Kinerja di Masa Pandemi

10 November 2021   23:24 Diperbarui: 11 November 2021   12:42 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penulis: Amalia Natalia, Indah Permata Sari, Mulia Putri, Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE., M.Si

Kasus pertama infeksi virus corona penyebab Covid-19 dikonfirmasi pada awal Maret 2020. Hampir seluruh sektor mengalami dampak dari adanya pandemi Covid-19 ini, termasuk juga pada sektor ekonomi akibat adanya pembatasan aktivitas bisnis yang berimbas pada perekonomian. Hingga 1 Juni 2021, Covid-19 telah menginfeksi 1,8 juta orang di Indonesia dan menyebabkan kematian 50,7 ribu orang. 

Dengan lonjakan kasus yang cukup tinggi di sejumlah daerah sejak pertengahan Juni 2021, pemerintah memperkuat kebijakan untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang satu diantaranya melalui pengurangan mobilitas dan interaksi masyarakat, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat penularan yang tinggi.

Munculnya pandemi Covid-19 seperti saat ini juga meningkatkan persaingan antar perusahaan, faktor keberhasilan perusahaan sangat mempengaruhi kemajuan atau setidaknya perusahaan tersebut dapat bertahan dimasa krisis seperti ini. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance) dari karyawannya, maka setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 

Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengelolaan untuk mencapai kinerja sumber daya manusia tinggi dimaksudkan guna meningkatkan perusahaan secara keseluruhan (fuas mas’ud).

Begitu pentingnya kinerja karyawan bagi sebuah perusahaan, maka perlu dipahami apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan tersebut?

Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007) bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ektrinsik. Namun, fokus pembahasan kali ini adalah mengenai salah satu faktor yang berasal dari diri karyawan itu sendiri yaitu self efficacy. Self efficacy adalah rasa keyakinan seseorang bahwa ia merasa mampu dalam menghadapi dan menyelesaikan tugas atau masalah. 

Mengutip pendapat dari Bandura, beliau mengemukakan bahwa self efficacy merupakan keyakinan orang tentang kemampuan mereka untuk menghasilkan tingkat kinerja serta menguasai situasi yang mempengaruhi kehidupan mereka, kemudian self efficacy juga akan menentukan bagaimana orang merasa, berpikir, memotivasi diri dan berperilaku. Hal ini sejalan dengan pendapat Jeanne Ellis Ormrod yang menyatakan self efficacy adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu

Self efficacy dinilai sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Venna, dkk (2017) menyimpulkan bahwa “Variabel Self efficacy berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Nilai yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel self efficacy terhadap Kinerja Karyawan memiliki pengaruh yang positif.” Maka, dapat disimpulkan bahwa jika seseorang memiliki self efficacy yang tinggi maka akan berdampak positif terhadap kinerja yang dihasilkan oleh karyawan perusahaan tersebut.

Menurut Siti Shafia (2020) karyawan yang memiliki self efficacy dalam perubahan tinggi akan menunjukan usaha-usaha yang kuat untuk mensukseskan perubahan perusahaan, dan jika menemui rintangan-rintangan, karyawan tersebut akan menunjukan ketekunan serta tidak mudah menyerah sebelum tujuan yang ditetapkan tercapai. 

Sama halnya ketika menghadapi pandemi Covid-19 yang membuat adanya banyak perubahan saat ini, misalnya perubahan budaya kerja dari ‘kerja bersama’ di sebuah lingkungan kantor (work from office) menjadi ‘kerja sendiri-sendiri’ dari jarak jauh atau dari rumah (work from home). Bekerja dari rumah untuk jangka panjang dikhawatirkan menimbulkan kesenjangan komunikasi antar anggota tim, kurangnya hubungan interpersonal, rendahnya perhatian terhadap keamanan bekerja, dan semakin melemahnya budaya organisasi secara keseluruhan.

Meskipun ada perubahan-perubahan di lingkungan perusahaan akibat pandemi Covid-19, kinerja karyawan dituntut untuk tetap tinggi seperti halnya sebelum terjadi pandemi. Nah, bagaimana cara kita meningkatkan self efficacy saat pandemi Covid-19 saat ini, agar kinerja dapat tercapai optimal walaupun banyak kendala yang harus dihadapi? Berikut kami telah merangkum tips-tipsnya:

  • Memulai dari hal kecil (starting from little things). Mulailah dengan membuat target yang lebih kecil, maka  pencapaian tugas yang lebih kecil akan membantu untuk menjadi katalis pencapaian tugas yang lebih besar. Selain itu menyelesaikan pekerjaan setahap demi setahap akan membantu meringankan penyelesaian tugas secara keseluruhan. Adanya kebijakan bekerja dari rumah atau work from home, tidak menjadi kesempatan bagi karyawan untuk berleha-leha karena tidak adanya monitor langsung dari atasan. Justru ini menjadi satu kesempatan untuk lebih produktif karena waktu kerja menjadi lebih fleksibel dan cara kerja yang lebih santai, sehingga dapat menjadi peluang untuk menghadirkan pemikiran-pemikiran inovatif dan kreatif.
  • Mengamati pengalaman orang lain (vicarious experience). Kita tidak hanya belajar dari pengalaman langsung tetapi juga dapat belajar dengan mengamati orang lain. Contohnya saat seseorang diberikan tugas yang belum pernah dilakukan sebelumnya, belajarlah dengan mengamati dan bertanyalah pada orang lain yang pernah mengerjakan tugas tersebut, termasuk pelajari pula kegagalan yang pernah mereka alami. Pengamatan terhadap keberhasilan orang lain dengan kemampuan yang sebanding dalam mengerjakan suatu tugas akan meningkatkan efikasi diri seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Begitu pula sebaliknya, pengamatan terhadap kegagalan orang lain akan menurunkan penilaian seseorang mengenai kemampuannya dan akan mengurangi usaha yang akan dilakukan.
  • Melihat pengalaman keberhasilan yang pernah dicapai (mastery experience). Sumber informasi ini memberikan pengaruh besar pada efikasi diri seseorang karena didasarkan pada pengalaman-pengalaman pribadi secara nyata yang berupa keberhasilan dan kegagalan. Pengalaman keberhasilan akan menaikkan efikasi diri individu, sedangkan pengalaman kegagalan akan menurunkannya. Setelah efikasi diri yang kuat berkembang  melalui serangkaian keberhasilan, dampak negatif dari kegagalan-kegagalan yang umum akan terkurangi. Bahkan kemudian kegagalan diatasi dengan usaha-usaha tertentu yang dapat memperkuat motivasi diri apabila seseorang menemukan lewat pengalaman bahwa hambatan tersulit pun dapat di atasi melalui usaha yang terus-menerus.
  • Melalui persuasi verbal (verbal persuasion). Pada persuasi verbal, seseorang diarahkan dengan saran, nasihat, dan bimbingan sehingga dapat meningkatkan keyakinannya tentang kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan. Seseorang yang diyakinkan secara verbal cenderung akan berusaha lebih keras untuk mencapai suatu keberhasilan. Menurut Bandura, pengaruh persuasi verbal tidaklah terlalu besar karena tidak memberikan suatu pengalaman yang dapat langsung dialami atau diamati. Dalam kondisi yang menekan dan kegagalan terus-menerus, pengaruh sugesti akan cepat lenyap jika mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan.
  • Memperhatikan kondisi fisiologis (psysiological state). Seseorang akan mendasarkan informasi mengenai kondisi fisiologis mereka untuk menilai kemampuannya. Ketegangan fisik dalam situasi yang menekan dipandang individu sebagai suatu tanda ketidakmampuan karena hal itu dapat melemahkan kinerja seseorang.

Kedepannya diharapkan dengan membiasakan diri melakukan 5 hal di atas dapat membantu meningkatkan self efficacy dalam diri karyawan sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal demi mencapai tujuan organisasi dan daya saing global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun