Mohon tunggu...
Muliana Adigunawan
Muliana Adigunawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis amatir yang terus meng upgrade diri.

Ada suara didalam diri, entah dipikiran atau dihati, semua itu membentuk melodi, yang menemani hari hari, tatkala sendiri, yang kalau diteliti terdapat inspirasi , temukanlah dan sadari, maka pemahaman tentang diri, akan dimengerti.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gagal bernalar(bagian 5)

12 Juni 2023   00:23 Diperbarui: 12 Juni 2023   01:13 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahirnya sang  tokoh utama....!!!

"Tawa akan muncul, dan selalu muncul setelah kekhawatiran dan ketakutan dilalui"

2 hari sebelum akhir penutupan bulan juli, saat bintang singha(leo)menunjukkan pengaruhnya yang besar, tatkala itu,sang mentari bersiap siap menunjukkan sinarnya,dan penonton sebenarnya sudah hafal dengan alur cerita sang surya,tetapi tidak bosan-bosannya dengan ceritanya, karena tingginya harapan dan kepercayaan terhadap sang penentu waktu dan pembawa kehidupan itu,.dan si  embun pagi pun sudah siap dengan kesejukkannya ,menyambut datangnya pagi untuk dipandang oleh jiwa yang yang penuh semangat menjalani kehidupan. 


Dilain sisi,jauh didalam didalam hati sebagian manusia ada jua yang sedang mengalami kekhawatiran serta ketakutan tentang apa yang akan terjadi pada dirinya,serta orang orang yang mereka sayangi lewat rencana Tuhan yang tak dapat dimengerti.

Dipagi buta itu, kita akan berfokus kedalam ruangan klinik bidan bersalin,terdengarlah suara yang sering menjadi candaan anak SD( Sekolah dasar)
"Tarik nafas.... "
"Keluarkan"
Tarik lagi dalam dalam, "tarik"" Keluarkan"

******


"Selamat ibu, anaknya laki-laki, gantueng sekali,"ucap seorang ibu bidan yang baik hati kepada" ibu sukerti"yang sedang berbaring lemas setelah melalui perjuangan yang panjang , dan berhasil memenangkan perang hidup dan mati, memasrahkan diri dibawah kuasa Hyang widhi,tatkala semua ilmu dan pengetahuan serta pengalaman menjadi hilang tatkala irama nafas dan fokus dibawa lari oleh rasa sakit yang tak akan pernah dialami oleh lelaki . 

(Sengaja, penulis tidak ceritakan proses persalinannya.karena tidak memiliki pengetahuan dibidang itu, takutnya niat hati membuat pembaca terharu malah menjadi huru hara,jika sampai terjadi kesalahan step bay step tahap melahirkan. tapi yang pasti,proses itu sangat berat, hingga tak dapat dilukiskan dengan kata kata, karena perjuangan semua Ibu itu berat, serta beliau memiliki kekuatan yang luar biasa dalam melaluinya.) 

****


Raut bahagia tergambar jelas diwajah sang ayah(merta) mendengar suara tangisan bayi dari luar ruangan itu, kelegaan juga nampak dari keluarga yang turut menemani,.


 "Selamat Ta, atas kelahiran anak ke 2 mu, semoga kelak anakmu menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, memiliki tata krama yang baik serta selalu dalam lindungan Nya"  Ucap "wayan dana" (Saudara pertama Merta).

"Makasi bli, semoga kelahiran anak ke 3 bli nanti juga lancar, dan prosesnya dilindung hyang widhi, 2 bulan lagi kan??? "Sahut merta

"Ia donkk, tapi istriku donkkkk yang lebih dulu melahirkan 1 bulan lagi"  Sela "Made karma"(kakak ke 2 merta)

Wkkwkwkww, hahhahh, buakakkaka(mereka bertiga tertawa, setelah melewati masa ketegangan)

Ehhhmmmm, gimana ya kabar " Tut garing"(adik mereka ber tiga) setelah kita tinggal dari kemarin kesini ? Tanya merta khawatir terhadap putri pertamanya "ni wayan anjhani"  Rewel /merepotkan pamannya itu yang dititipi kemarin karena buru buru otw ke klinik ini, setelah drama kepanikkan kemarin sore.

"Gak usah khawatir "Ta" biar lah "tut garing"mengasuhnya barang sehari, biar dia tau rasanya mengasuh balita, biar bisanya gak meledek kita kita aja, yang udah kawakkan ini." Sahut "yan Dana"

Wkkwkwkww, hahhahh, buakakkaka(mereka bertiga tertawa.)


"suuuuuttttttttt" "Bapak-bapak jangan ribut kayak ibu-ibu"sahut ibu bidan" (Nonggol dari balik pintu, memperlihatkan kepala sambil tersenyum kecut)

Yan dana, made karma dan merta hanya bisa merunduk malu, (seperti murid SD yang dimarahi ibu guru) Lalu tertawa lagi setelah ibu bidan menghilang dari balik pintu(cuma kali ini volumenya di perkecil) lirikannya pun sedikit dirubah menjadi(Hihihi, huhuuhu, ha ha ha.)

*****

Singkat kata singkat cerita, 

5 tahun telah berlalu sejak kejadian itu, kini anak yang pak merta sudah tidak bayi lagi. 

anaknya sudah bisa pergi kewarung dan memborong permen dan jajan kesukaannya. Entah siapa yang memulai menanamkan kebiasaan itu,mungkin karena belum bisa berfikir apakah orang tuanya punya uang atau tidak. Dia selalu datang kewarung setiap 2 jam sekali. Lalu menangis dengan penuh semangat nya didepan ibunya dihadapan orang banyak pelanggan warung, semakin banyak ada penduduk desa diwarung itu semakin kencang pula tangisannya, bahkan sampai berguling guling cantik dilantai warung itu, agar semua orang memperhatikannya. Pikiran si anak mungkin: " jika ibuku merasa malu dilihat orang maka aku akan mendapatkan apa yang aku mau"

Ibunya sampai malu, serta sesak didalam hatinya melihat tingkah anaknya yang nakal itu,. Sambil berucap dengan sabar mendidik anaknya"nak, jangan begitu, kamu hanya boleh ambil 1 saja, perpen atau jajan,. "

"GAK MAU"aku mau semua" Ucap "De ana"

Berulang kali, drama seperti itu terulang,. Tapi kesabaran sang ibu memang tiada batasnya, untuk mengajarkan logika logika kecil seperti itu walau si anak tidak mengerti tapi sebenarnya sangat berarti. 

******

Kini kehidupan merta seperti peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga pula, 

Dari memiliki pekerjaan yang lumayan menjikan dulu menjadi sales produk elektronik. Kini cuma menjadi seorang kuli bangunan saja. Alasannya sederhana,biar bisa makan aja dulu, sambil lihat celah nanti,karena perokonomian sedang tidak baik baik saja th 1998.

menjadi kuli juga pekerjaan,memberikannya kesegaran badan serta menambah kesehatannya walau capek dan letih semua itu tiada artinya karena dasar pekerja keras yang dimiliki nya. 

Diawal kisah 4.5 tahun yang lalu, dia mencoba masuk untuk ikut satu dengan seorang  memborong rumah khas bali, ikut satu jadi buruh, tapi apalah daya, fisiknya yang dianggap lemah membuat orang orang tidak mempercayai nyA, tidak ada yang mempercayai orang yang tidak punya tenaga,. Karena tenaga adalah modal utama dunia perkulian. 

Dunia perkulian adalah dunia baru untuknya, dia sering dihina oleh mandornya, mulai dari skill hingga kekuatannya, lewat kata-kata yang melukAi bathin, beberapa meresap ke batin, beberapa lagi memecahkan neoron didalam otak, tapi disisi lain juga menguatkan neuron yg lain,. 

Yakin, tekun disiplin adalah kunci,. 

"Tawa akan muncul, dan selalu muncul setelah kehawatiran dan ketakutan dilalui"

"Alam ini indah, alam ini baik semoga keindahan dan kebaikkan datang padaku
(doa "merta"didalam hati)

Hemmmm,, melihat anaknya yang bandel, seperti apa ya kelanjutan cerita ini,,,?? 


Bersambung.. . .. .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun