Mohon tunggu...
Muhammad Labib Naufaldi
Muhammad Labib Naufaldi Mohon Tunggu... -

Stop talking, keep writing

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dilematika Konservasi Hutan dan Ketahanan Pangan

20 Agustus 2017   05:56 Diperbarui: 20 Agustus 2017   07:02 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.writinganythink.com

Selain itu, urban farming, terutama model vertical farming yang menjadi tren kota-kota maju belakangan ini juga harus dijadikan mainstream di masyarakat untuk menjamin ketersediaan pangan di ramainya pasar pangan perkotaan sekaligus mewujudkan kota yang sustainable.

Masyarakat pun dapat turut andil dengan dua cara. Cara pertama adalah meningkatkan pola makan vegetarian. Mengurangi konsumsi daging akan mereduksi supply hewan ternak yang pada ujungnya akan menurunkan emisi metana. Bahkan kalau ditelaah lebih jauh, pakan ternak umumnya berasal dari kedelai. 

Berdasarkan data soyatech.com, 85% produksi kedelai digunakan untuk pakan ternak, dan hanya 6% yang dimakan langsung oleh manusia. Dengan demikian, ada dua kali proses yang melibatkan produksi daging, yaitu pertanian kedelai dan peternakan sapi yang keduanya menyumbang emisi. Jadi, akan lebih baik jika kalori dari tumbuhan langsung masuk ke tubuh manusia, bukan ke tubuh hewan ternak.

Cara kedua adalah dengan tidak menyia-nyiakan makanan. Sudah dibahas panjang tadi, betapa besar environmental cost yang diperlukan untuk menghidangkan sepiring makanan di meja makan kita. Ayo ubah perilaku makan agar hutan tidak lagi berubah menjadi sawah!

Sumber: writinganythink.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun