Mohon tunggu...
Mulan Lathifah
Mulan Lathifah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

haii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Manajemen Pancasila untuk Globalisasi

31 Agustus 2023   12:29 Diperbarui: 31 Agustus 2023   12:31 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila sebagai dasar  negara Republik Indonesia mempunyai butir-butir yang terkandung di dalamnya dan itu adalah Strategi Manajemen yang akan semakin terkenal menjadi Strategi Manajemen Pancasila untuk menjalankan kehidupan bagi bangsa Indonesia. Kehidupan itu mencakup semua sektor baik ekonomi, politik, sosial dan budaya. Banyak yang kurang memahami peranan dan kegunaan Strategi Manajemen Pancasila terutama dalam kancah globalisasi. Banyak yang beranggapan bahwa Indonesia terkena dampak globalisasi, Indonesia adalah obyek globalisasi. Padahal sejatinya globalisasi itu melibatkan semua warga dunia baik sebagi obyek maupun sebagai subyek.

Para ahli mendefinisikan globalisasi secara beragam, tetapi pada intinya adalah karena adanya keinginan untuk mempengaruhi dan menguasai antara satu kelompok terhadap kelompok lainnya, antara  satu suku terhadap suku lainnya, antara bangsa terhadap bangsa lainya. 

Globalisasi adalah proses yang mencakup sebab, tujuan, dan akibat dari integrasi nasional dan budaya, serta akibat dari aktivitas manusia dan non-manusia. (Al-Rodhan & Stoudmann, 2006).

Terlihat jelas bahwa dengan terjadinya globalisasi akan terjadi integrasi atau penyatuan atau penggabungan budaya, kultur, pola hidup, cara berkomunikasi (berbahasa), tata cara berpakaian dan lain-lainya. Sebuah kelompok, suku atau bangsa yang tadinya sudah mempunyai tatanan kehidupan yang homogen sesuai dengan kelompok, suku atau bangsanya sendiri maka dengan datangnya kelompok, suku atau bangsa lain yang berintegrasi akan memberikan dampak dan pengaruh terhadap tata kehidupan kelompok, suku ataupun bangsa  yang telah ada sebelumnya. Dampak dan pengaruh terhadap tatanan kehidupan itu apabila tidak di kelola dengan baik akan mengakibatkan adanya perselisihan dan yang paling dahsyat mengakibatkan peperangan.

Strategi Sila ke-1 untuk globalisasi

Dalam Butir Butir Pancasila, khususnya Sila kesatu yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, dikatakan:

(1) Bangsa Indonesia menyatakan keyakinan dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(2) Orang Indonesia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, serta sesuai dengan prinsip keadilan dan keberadaban.

(3) Menumbuhkan sikap hormat dan kerjasama antar umat beragama.

(4) Menjalin kehidupan yang rukun diantara sesama bangsa Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

(5) Agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah hal-hal yang berkaitan dengan hubungan pribadi antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

(6) Menumbuh-kembangkan sikap saling menghargai kebebasan beragama.

(7) Tidak pernah melakukan pemaksaan untuk memeluk suatu agama dan atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain

Pancasila melalui butir-butirnya memberikan strategi yang sangat jelas dan tegas dalam menghadapi globalisasi, terutama tercantum pada butir ketiga sampai butir ketujuh. Dengan berpedoman pada butir-butir di atas bangsa Indonesia di harapkan tidak mudah tergerus pemikirannya karena adanya arus globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap teguh  pada agama dan kepercayaan yang di anutnya dan tetap menjalankan kegiatan ibadah sesuai dengan  keprcayaan dan agamanya  masing-masing. Demikian juga apabila bangsa Indonesia melakukan ekspansi keluar negeri baik sebagai pegawai professional atau ekspatriat maupun sebagai bisnisman maka prinsip-prinsip kehidupan yang telah di ajarkan pada buti-butir Pancasila Sila kesatu  itu juga harus tetap di jalankan di manapun berada.

Strategi sila ke-2 untuk globalisasi

Dari Pancasila sila ke-2 manusia Indonesia di ajarkan dan diberi strategi untuk berperan aktif diarena pergaulan dunia dengan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, manusia Indonesia harus berperilaku sama dan sederajat dengan semua manusia di dunia, tidak menganggap bangsa lain lebih tinggi derajat dari bangsa Indonesia atau sebaliknya tetapi bangsa Indonesia adalah sama dan sejajar  dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Manusia Indonesia juga harus saling mencintai sesama manusia, agamanya  masing-masing. 

Butir-butir Pancasila Sila kedua adalah:

(1) Mengakui dan memperlakukan manusia berdasarkan harkat dan martabatnya sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

(2) Mengakui kesetaraan, persamaan hak dan kewajiban manusia, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kondisi sosial, warna kulit, dll.

(3) Menumbuhkan sikap kasih sayang dan cinta terhadap sesama manusia.

(4) Menumbuhkan sikap saling toleransi yang baik kepada sesama manusia.

(5) Menumbuhkan sikap tidak sewenang-wenang terhadap orang lain.

(6) Mematuhi nilai-nilai kemanusiaan.

(7) Suka berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan.

(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.

(9) Rakyat Indonesia merasa menjadi bagian dari seluruh umat manusia.

(10) Menumbuhkan sikap hormat dan kerjasama  yang baik dengan lain bangsa dalam kesetaraan sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Butir-butir Pancasila sila kedua tersebut juga sangat berguna untuk menjalankan strategi di segala bidang baik ekonomi, sosial, pendidikan, kebudayaan dan lain sebagainya di dalam negeri. Manusia Indonesia harus bisa menempatkan dirinya dengan baik dan bergaul bersama sesama bangsa Indonesia maupun dengan bangsa asing atau ekspatriat yang ada di Indonesia. Tidak perlu meninggikan derajat para orang asing atau ekspatriat tetapi juga tidak merendahkan mereka. Pancasila sila kedua mengajarkan kesetaraan derajat antar sesama manusia.

Strategi sila ke-3 untuk globalisasi

Sila ketiga Pancasila memberikan strategi menghadapi globalisasi, yang terangkum sebagai berikut:

(1) Bangsa Indonesia mempunyai kemampuan untuk meletakkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keamanan bangsa dan  negara sebagai kepentingan bersama di atas  kepentingan individu maupun kepentingan kelompok.

(2) Sanggup serta iklas berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa bilamana diperlukan.

(3) Menumbuh-kembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

(4) Menumbuh-kembangkan kebanggaan nasional dan rasa cinta tanah air Indonesia.

(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan persamaan, kemerdekaan, perdamaian abadi, serta keadilan sosial.

(6) Membangun persatuan Indonesia berdasarkan Bhineka Tunggal Ika.

(7) Memajukan kerjasama antar-bangsa untuk persatuan dan kesatuan negara.

Bangsa Indonesia harus bisa mewarnai dunia dalam kancah globalisasi, bangsa Indonesia tidak boleh hanya beranggapan bahwa bangsa asing lebih tinggi martabatnya. Karena hanya dengan merubah pola pikir itulah maka bangsa Indonesia ini akan mampu berperan aktif dalam kancah globalisasi.

Strategi sila ke-4 untuk globalisasi

Dalam butir-butirPancasila sila keempat , pendiri bangsa Indonesia memberikan strategi menghadapi globalisasi, dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi dengan cara:

(1) Sebagai warga negara dan warga sosial, setiap orang Indonesia memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

(2) Warga negara Indonesi tidak diijinkan memaksakan kehendak kepada sesama warga negara maupun warga dunia.

(3) Selalu mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat demi kepentingan hidup bersama-sama.

(4) Dalam menjalankan musyawarah selalu berlandaskan prinsip-prinsip kekeluargaan.

(5) Menghormati dan membela semua keputusan yang disengaja.

(6) Menerima dan melaksanakan hasil  keputusan musyawarah dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab.

(7) Dalam melakukan musyawarah tidak menonjolkan kepentingan pribadi dan golongan melainkan selalu menempatkan kepentingan bersama yang paling utama.

(8) Akal sehat dan hati nurani selalu menjadi pijakan pokok dalam bermusyawarah

(9) Keputusan yang diambil tidak harus bisa dipertanggungjawabkan secara moral kelak dihadapan Tuhan Yang Maha Esa serta menjaga harkat dan martabat manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan meninggikan
persatuan dan kesatuan untuk kebaikan bersama.

(10) Mendelegasikan kepercayaan kepada wakil rakyat untuk melakukan permusyawaratan demi kemaslahatan rakyat Indonesia.

Jadi dengan memahami dan mengamalkan atau menjalankan  butir-butir Pancasila sila keempat  tersebut, maka bangsa Indonesia dalam hal ini adalah rakyat dan pemerintah Indonesia akan dapat berperan aktif dalam globalisasi dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi. Bangsa Indonesia tidak hanya sebagai obyek globalisasi tetapi bangsa Indonesia juga menjadi subjek globalisasi. Baik sebagai obyek maupun sebagai subyek globalisasi, kesepuluh butir-butir Pancasila sila keempat  tersebut sangat tepat untuk dijalan sebagai strategi untuk berperan aktif dalam kancah globalisasi.

Strategi sila ke-5 untuk globalisasi

Butir-butir Pancasila sila ke-5 sebagai bentuk strategi untuk globalisasi adalah sebagai berikut:

(1) Mengembangkan perilaku luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.

(2) Menumbuhkan sikap adil terhadap orang lain.

(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

(4) Menghormati hak warga masyarakat lain.

(5) Senang dan gembira membantu orang lain agar supaya orang yang dalam kesulitan bisa mandiri.

(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha memeras orang lain.

(7) Tidak berperilkau dan menggunakan hak milik sendiri untuk gaya hidup yang berlebihan dan bermewah-mewahan.

(8) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang berbenturan atau merusak kepentingan umum.

(9) Rajin dan suka bekerja dengan keras untuk mencapai tujuan hidupnya.

(10) Bangsa Indonesia suka menghargai karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kemakmuran semua orang.

(11) Bangsa Indonesia senang dan gembira melakukan kegiatan untuk mencapai kemajuan yang seimbang dan berkeadilan sosial.

Dari uraian kesebelas butir-butir Pancasila sila kelima tersebut  sebagai strategi bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi dan tetap fokus untuk mencapai keadilan sosial. Globalisasi bukanlah ancaman, bukanlah hambatan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia karena para 'founding father' telah  memberikan strategi yang sangat baik untuk berperan aktif dalam kancah pergaulan dunia.

Globalisasi adalah sebuah keniscayaan. Indonesia tidak hanya sebagai obyek dalam arus globalisasi tetapi Indonesia juga sebagai subjek dalam arus besar globalisasi. Pancasila mempunyai butir-butir atau lebih tepatnya strategi manajemen dalam menjalankan kehidupan untuk berperan aktif di dalam kancah globalisasi. Strategi Pancasila atau Strategi Manajemen Pancasila untuk sangat perlu untuk di pahami oleh seluruh komponen bangsa Indonesia  agar  bisa menjadi pemain sukses dalam kancah globalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun