Gerakan 30 September 1965 menjadi momentum bagi rezim Orde Baru untuk membangun kekuatan ideologi yang lebih besar.
Begitu seriusnya indoktrinasi ideologi ini sehingga negara membuat proyek penataran P4 di seluruh Indonesia. Tentu saja harus membiayai tenaga instruktur, fasilitas tempat penataran dan transportasi yang mengeluarkan anggaran cukup besar.
Apakah proses penanaman ideologi tersebut dengan cara indoktrinasi berhasil, atau peserta mau mengikuti penataran hanya karena butuh selembar piagam penataran P4 untuk memenuhi persyaratan naik pangkat atau menjadi mahasiswa ?
Pada era berikutnya Gerakan Reformasi 1998, justru menjadi momentum munculnya "euphoria kebebasan berekspresi". Perkembangan industry digital yang pesat membawa arus informasi yang sedikit banyak membawa pengaruh pola berpikir yang terbuka.
Dalam situasi ini aktifasi ideologi Pancasila hanya didapat melalui Pendidikan umum saja, tidak ada lagi indoktrinasi dan kompensasi melalui penataran.
Seharusnya dalam era perekonomian terbuka dimana derasnya arus gelombang informasi yang membawa faham dan ideologi asing, justru saatnya masyarakat di bekali dengan ideologi Pancasila yang dalam dan kokoh.
Tragedi Implementasi Pancasila
Indoktrinasi Pancasila yang meluas dan intensip pada era Orde Baru ternyata tidak diikuti dengan implementasi yang seutuhnya ditengah-tengah masyarakat.
Implementasi Pancasila yang seharusnya diterapkan dengan murni dan konsekwen tidak terlaksana sepenuhnya.
Gagalnya implementasi Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, di tengah-tengah masyarakat mengakibatkan tawarnya proses penghayatan dan pengamalan Ideologi Pancasila.
Dalam sila tersebut mengandung persamaan harkat dan martabat setiap orang, namun praktik Kolusi, korupsi dan Nepotisme telah menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sebagai pengayom.