Bertahun sebelum Virus Covid 19 mewabah, banyak ramalan yang mengisyaratkan dunia akan kiamat. Namun ketika tahun demi tahun berlalu, dunia tidak menunjukkan perubahan yang berarti, Kecuali di penghujung tahun 2019 Pandemi Virus Covid 19 mulai mewabah di kota Wuhan China, kemudian menyebar keseluruh dunia.
Saking besarnya ledakan penyebaran Virus yang diberi nama Covid-19 ini, pada tanggal 11 Maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan sebagai Pandemi. Data per tanggal 5 April 2020 menunjukkan jumlah total penduduk terinfeksi di seluruh Dunia 1.202.236 orang dan kasus kematian mencapai 64.753 orang, namun data pada tanggal 17 April 2020 telah menunjukkan jumlah total penduduk terinfeksi di seluruh Dunia 2.181.921 orang dan kasus kematian sudah mencapai 146.873 orang, dalam waktu 12 hari saja peningkatan terinfeksi hampir dua kali lipat sedangkan kasus kematian lebih duakali lipat jumlahnya.
Dunia diselimuti duka, serbuan virus kecil Covid-19 begitu senyap, menerjang semua negara hingga membuat orang-orang lengah dan tidak menyadari merenggut satu-demi satu korbannya yang terlambat menyadari telah digerogoti sang virus dengan begitu cepatnya.
Serangan mematikan virus covid-19 terhadap paru-paru menyebabkan adanya pembengkakan dan terhambatnya aliran oksigen, paru-paru dengan cepat terisi oleh cairan serta sel-sel yang sudah mati sehingga menyebabkan pneumonia, demam tinggi dan sensasi seperti sedang tenggelam.
Apakah serangan virus Covid-19 ini air bah jilid II yang diturunkan untuk menyucikan bumi ?
Mari kita lihat sejenak jauh kebelakang, Bumi Fase pertama masa sebelum Nabi Nuh diselamatkan dari air bah beserta hewan diatas kapalnya.
Dalam kitab Kejadian 6:2 disebutkan adanya Giborim dan Nefilim (manusia raksasa) mereka adalah manusia-manusia yang sangat kuat dan perkasa pada zamannya. Karena mereka berasal dari hasil hubungan sexual antara malaikat yang jatuh dengan anak-anak perempuan manusia.
Mereka adalah ras orang-orang raksasa yang gagah dan perkasa namun banyak melakukan kejahatan dan kekejian. Mereka semakin banyak dan melakukan berbagai kejahatan dengan kekuatan dan keperkasaannya.
“Ketika TUHAN melihat, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka"” (Kejadian 6:5-7).
Hingga akhirnya air bah pun diturunkan, namun Nuh dan beberapa keluarganya selamat dari air bah karena mengikuti perintah Tuhan untuk membuat Kapal yang besar dan memuat hewan-hewan yang harus diselamatkan.
Kemudian Allah berfirman kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama dengan dia “ sesungguhnya aku mengadakan perjanjian-ku dengan kamu dan dengan keturunanmu, dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang-binatang di bumi. Maka kuadakan perjanjian-ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak akan ada lagi yang hidup akan dilenyapkan oleh air bah, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.