Mohon tunggu...
Bowo
Bowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyendiri

Sendiri saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dingin Akhir Ramadan dan Kemarau

13 April 2023   07:42 Diperbarui: 13 April 2023   07:46 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pagi Ramadan yang dingin di awal kemarau.

Hatiku merasa sejuk seakan bertaburan embunKulihat bulan purnama bercahaya di langit biru

Mengiringi sahur di awal hari yang baru
Waktu berlalu, siang hari semakin terik
Namun, semangat puasa tak pernah padam terhenti

Kulihat orang-orang berbuka di malam hari
Mereka berdatangan dengan sukacita yang menyenangkan
Rasa kangenku pada berbuka bersama keluarga
Kini terobati dengan berbuka puasa bersama jamaah

Kami berbagi hidangan, bersama-sama tersenyum
Membuat hati ini merasa penuh dengan cinta dan suka cita

Ramadan dingin kemarau telah tiba
Namun semangat puasa tetap terasa meriah
Karena di dalam hati yang bersih dan suci
Kita dapat merasakan kebahagiaan dan ketenangan jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun