Pandemi belum resmi berakhir, tapi kita sudah work from office lagi karena kasus Covid-19 di Indonesia berangsur-angsur turun. Apa kita siap lembur lagi? Siap bawa kerjaan ke rumah lagi?
Membawa kerjaan kantor ke rumah sangat tidak disarankan karena mengganggu kualitas istirahat. Bagi yang sudah berumahtangga bakal merusak hubungan dengan pasangan dan anak-anak. Istri lagi hot tahunya kita harus lembur di rumah. Capek deh besok enggak dikasih sarapan.
Selain berisiko merusak kesehatan dan rumah tangga, ada beberapa tipe karyawan yang suka aja membawa pekerjaan ke rumah. Mereka juga sering bekerja saat akhir pekan atau saat libur karena beragam. Ini tipikal karyawan yang emang seneng lembur.
1. Workaholic
Menurut Psychology Today, jika Anda bekerja lebih dari 50 seminggu, tidak bisa mendelegasikan pekerjaan ke anak buah atau rekan, merasa nyaman jika larut dalam kesibukan, dan jarang memikirkan waktu untuk bersenang-senang, fix Anda workaholic (gila kerja).
Workaholic adalah penyakit mental yang berasal dari masa kecil. Orang yang semasa kecilnya dituntut sempurna oleh orang tuanya bakal menjad perfeksionis di masa dewasa. Perfeksionis inilah yang menjadi awal seseorang gila kerja.
Orang yang gila kerja bisa menikah dan punya anak, tapi mereka akan menomorsatukan pekerjaan menit demi menit dan mengabaikan yang lain. Enggak heran kalau workaholic akhirnya jadi penyendiri dan lama-lama malah makin sulit melepas diri dari pekerjaanya.
2. Tuntutan Pekerjaan
Pekerjaan sebenarnya tidak pernah menuntut, manusialah yang sering menuntut manusia lain untuk menuruti mereka,
Survei lawas dari Pew Research Center pada 2008 membuktikan bahwa 22% orang di Amerika Serikat terpaksa membalas email saat libur atau cuti. Prosentase karyawan yang berkutat pada email kantor saat libur bertambah jadi 81% pada 2020.Â
Menikmati libur dan cuti adalah hak karyawan, tapi banyak karyawan enggan membantah bos bila sang bos menyuruh mereka menyelesaikan pekerjaan, bahkan bila jam kantor usai.
Karena seseorang mau diperintah diluar jam kerja, bos menilai bahwa hal itu wajar terjadi kepada bawahannya. Lama-lama jadi hal biasa seorang karyawan membawa pulang kerjaan ke rumah walau saat di kantor dia sudah lembur selama tiga jam.
Pendapat lain dari artikel Forbes bilang, orang-orang sukses tahu kapan harus kerja dan kapan tidak. Jika waktunya mereka bersama keluarga, mereka tidak mau direcoki email atau pekerjaan dadakan. Kalau waktunya kerja, ya, mereka fokus kerja aja.
3. Takut Kehilangan Pekerjaan
Orang-orang yang punya kapasitas dan pendidikan kurang memadai, tapi punya kedudukan sama dengan mereka yang sarjana atau master dan berpengalaman, biasanya takut banget dipecat. Mereka akan bekerja segiat dan setekun mungkin karena buat mereka mustahil dapat pekerjaan lain jika mereka resign dari kantor itu.
Jadi, alih-alih menikmati libur, mereka akan kerja terus, bahkan yang diluar jobdesc. Kuatir kehilangan pekerjaan lebih besar dari rasa lelah karena membawa pulang kerjaan atau bekerja saat libur.
4. Tidak Punya Keluarga dan Teman
Orang yang umurnya diatas 40 tahun dan belum berkeluarga cenderung menghabiskan waktu dengan banyak bekerja. Sahabat-sahabat yang telah menikah sudah sibuk dengan urusan keluarga dan lingkaran pergaulan sesama orang tua sehingga sulit mengharapkan mereka melakukan aktivitas seperti muda dulu.
Menghabiskan waktu untuk bersenang-senang sendirian juga menjemukan. Mencari teman baru belum tentu teman itu bisa dipercaya. Maka membawa pekerjaan ke rumah adalah hal paling masuk akal untuk mengisi waktu dan sepi.
Kadang mereka juga menghindari bertemu dengan keluarga besar karena risih ditanya soal jodoh, Alasan yang membuat mereka aman adalah tidak bertemu keluarga, kalau tidak ada yang mendesak, dengan alasan harus lembur saat weekend.
***
Meski banyak orang tidak punya pilihan atau memilih untuk lebih banyak bekerja, tapi hal yang berlebihan tidak pernah bagus untuk kesehatan fisik juga mental. Jangan abaikan kebutuhan biologis istri/suami dan kebutuhan batin anak-anak untuk bersama ayah/ibu mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H