Tahun ini karena pandemi, sawah yang digarap hanya dua, dan usaha sudah diserahkan ke saudara, saya jadi punya banyak waktu untuk lebih dekat dengan anak-anak.Pada Penilaian Tengah Semester kemarin, anak sulung saya dapat nilai 76 untuk pelajaran Baca Tulis Quran. Terjeblok diantara mata pelajaran lain yang dapat nilai 90-98.
Karenanya Ramadan ini saya punya target pribadi untuk mengajari anak laki-laki saya bacaan-bacaan tajwid sesuai yang dipelajari di sekolahnya. Ini tantangan buat saya karena sehari-hari anak-anak belajar di rumah bersama istri.
Bacaan huruf Hijaiyah sekarang berbeda dengan waktu saya kecil. Contohnya huruf yang pada zaman saya dibaca "tsa", sekarang jadi "sa" (dengan huruf s pakai titik diatas). Lalu huruf "ghoin" sekarang ditulis jadi "gain".
Kenapa tidak ikutkan saja anak-anak ke masjid? Disana sudah ada guru ngaji yang pasti lebih jago ngajari tajwid.
Iya, kenapa tidak ke guru ngaji saja, ya? Karena anak-anak saya tidak kerasan jika tidak diajar oleh guru di tempat formal. Selama belajar dari rumah karena pandemi, anak-anak hanya belajar di rumah sementara teman-teman mereka datang ke tempat les.
Selain itu, sebagai kepala keluarga saya wajib membuat anak-anak saya pandai baca-tulis Quran. Kalau tidak, Quran dan hadits telah mengancam saya untuk digebuki malaikat.
Saya dulu diajari salat dan mengaji oleh kakek saya. Karena satu kakek anak-anak saya sudah meninggal dan satu lagi tinggal lain kota, jadi cara yang afdol adalah saya sendiri yang turun tangan mengajari anak-anak mengaji dengan tajwidnya.
Terus terang, anak laki-laki saya itu sudah masuk usia wajib salat, namun salat lima waktunya masih bolong-bolong. Kadang dia berasalan capek, ingin main, atau lupa bacaan salat.Â
Tapi untunglah sudah dua hari ini puasanya full sampai Mahgrib. Sementara anak perempuan kami masih puasa "belajar" dimana dia berbuka pada Zuhur, lalu puasa lagi sampai Mahgrib.
Soal bacaan salat istri sayalah ysng telaten mengajari anak-anak bacaan salat. Namun khusus anak perempuan, kami belum mengajarinya bacaan salat dan baca Quran karena dia punya karakter belajar yang bertolakbelakang dengan kakaknya.
Tajwid berasal dari bahasa Arab kata, yaitu jawwada, yujawwidu, tajwiidan, yang artinya membaguskan.