Pemahaman tujuan, serta pengetahuan tentang metode terbaru dalam proses rekrutmen modern memungkinkan pemilik bisnis dapat mengoptimalkan rekrutmen karyawan, meningkatkan kualitas tenaga kerja, dan memperoleh keuntungan kompetitif dalam bisnis. Adopsi teknologi digital dalam rekrutmen juga mencerminkan kemajuan perusahaan dalam hal transformasi digital dan inovasi.
Proses Rekrutmen Karyawan
Dalam proses perekrutan calon pekerja, seringkali terjadi penafsiran yang kurang tepat, yakni ditafsirkan pada satu arah saja (one way process), upaya perusahaan untuk merekrut calon pekerja. Upaya pendekatan ini disebut dengan teori perekrutan "pencarian" (prospecting theory of recruitment). Ternyata dalam praktiknya, calon pekerja dan manajer memiliki kesamaan, yaitu sama-sama mencari suatu perusahaan, sama halnya dengan perusahaan yang mencari mereka. Teori ini disebut juga dengan teori perekrutan "pasangan" (mating theory of recruitment).
Pada dasarnya, berhasil ataupun tidaknya perekrutan ini bergantung pada timing-nya. Dalam artian jika terdapat kecocokan antara calon pekerja dengan perusahaan, dapat dikatakan keduanya dalam kondisi matang untuk bertemu. Tentunya agar kedua pihak antara calon pekerja dan pihak perusahaan dapat benar-benar bertemu, terdapat tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
- Tersedianya media komunikasi yang dimaksudkan adalah suatu perusahaan dapat mengiklankan lowongan pekerjaan melalui website, media sosial, koran ataupun sebaliknya. Ini merupakan hal yang penting dikarenakan akan berpengaruh pada ada atau tidaknya jumlah pelamar. Semakin suatu lowongan pekerjaan tidak diketahui, besar kemungkinan hanya akan sedikit pelamar atau bahkan tidak ada pelamar sama sekali.
- Seorang pelamar tentu harus melihat apakah kualifikasi yang ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan yang dimiliki sebelum melamar suatu pekerjaan. Hal yang dibutuhkan adalah melihat kualifikasi yang diinginkan perusahaan, apakah sudah sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki oleh pelamar pekerjaan atau belum.
- Palamar tentunya harus termotivasi untuk melamar suatu pekerjaan. Tanpa adanya motivasi tentu seorang pelamar akan asal-asalan mengikuti rangkaian tes yang dilakukan perusahaan.
Proses Seleksi
Dalam proses seleksi, ada empat komponen, yakni:
- Jumlah pekerja yang dibutuhkan perusahaan,
- Standar kualifikasi pekerja yang dibutuhkan perusahaan, dan
- Kualifikasi yang dimiliki pelamar.
Terkait poin ketiga, tentu dalam kualifikasi ini terdapat beberapa dasar yang dijadikan patokan, di antaranya sebagai berikut:
- Keahlian. Meliputi apa saja yang bisa dilakukan oleh calon pekerja. Akan lebih baik jika perusahaan merekrut orang yang memiliki keahlian banyak (multitalent).
- Pengalaman. Perusahaan akan cenderung mengutamakan pelamar yang sudah memiliki pengalaman pekerjaan di bidang yang sama. Hal ini disebabkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan, utamanya meminimalisir biaya pelatihan.
- Umur. Biasanya dalam proses seleksi terdapat batasan umur, dalam hal ini perusahaan akan mengutamakan usia produktif.
- Jenis kelamin. Pada jenis kelamin ini, disesuaikan pada job description serta job analysis.
- Pendidikan. Perusahaan akan mematok standar minimal lulusan, misalnya S1.
- Keadaan fisik. Untuk keadaan fisik, biasanya bergantung pekerjaan apa yang dilakukan pekerja, misalnya dibutuhkan calon pekerja yang berpenampilan menarik untuk menjadi front office di suatu perusahaan.
- Karakter. Karakter akan menentukan apakah sesuai dengan perusahaan tempat bekerja atau belum.
- Kemampuan bekerja sama saat ini di dunia kerja sangat dibutuhkan. Meskipun seseorang tersebut pandai ketika sekolah atau kuliah namun belum tentu memiliki kemampuan untuk bekerja sama. Oleh karena itu, kemampuan kerja sama adalah penting untuk diperhatikan.
- Kejujuran. Tentu seorang pekerja harus memiliki kejujuran. Tanpa adanya kejujuran tentu akan berdampak tidak baik bagi perusahaan. Misalnya, jika seorang pekerja nantinya bekerja di bidang keuangan namun tidak jujur dalam melaporkan pemasukan dan pengeluaran, akan menjadi dampak buruk bagi perusahaan.
- Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting, utamanya kedisiplinan dalam kehadiran kerja.
- Kreatif. Saat ini, utamanya di era 4.0, ide-ide kreatif sangat dibutuhkan. Hal ini mengingat era saat ini serba digital dan perlu penguasaan teknologi informasi agar mampu bersaing dalam industri. Mengapa ide kreatif pada era ini sangatlah dibutuhkan?
- Seperti yang kita ketahui, semua orang sudah dapat dengan mudah melakukan aktivitas melalui internet serta media sosial. Hal inilah yang menjadi dasar karena menarik atau tidaknya suatu barang didasarkan pada selera. Jika semakin banyak akan pilihan yang ditawarkan, tentu semakin meningkat juga selera masyarakat sehingga menuntut suatu perusahaan haruslah menciptakan produk-produk ataupun jasa terbaru untuk memenuhi permintaan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H