Fitrahnya, anak adalah individu yang selalu sibuk. Anak yang sehat akan selalu bergerak aktif, mencari kegiatan. Entah itu menggunting kertas, memanjat pohon, atau mengaduk-aduk isi kulkas. Pernahkah lihat anak-anak bengong merenung tak ada kerjaan? Alias gabut? Haha.
Ketika ia kehabisan ide bermain, saat itulah ia datang ke ayah atau bundanya. Tentu dalam misi mengajak main. Namun, terkadang orangtua malah memberikan handphone agar kesibukannya tidak diganggu anak, kan? Sibuk scroll-scroll misalnya, hehe.
Nah, karena orangtua sudah membuat komitmen soal screen time, maka perlu pula dipikirkan kegiatan yang menjadi alternatif diluar waktu kesepakatan, agar anak tak rewel meminta handphone. Berikanlah opsi kegiatan yang bermanfaat untuk perkembangannya.Â
Aktivitas fisik misalnya, atau membuat karya, melakukan eksperimen, atau mungkin membaca buku bersama. Selain baik untuk perkembangannya, kegiatan bersama orangtua akan memperkuat ikatan orangtua-anak, menumbuhkan rasa saling percaya dan kesadaran anak bawa ia sungguh mendapatkan perhatian dari ayah-bunda.
**
Menikmati screen time tidaklah selamanya buruk. Bisa jadi ada hal-hal positif yang bisa membantu orangtua dalam mengawal tumbuh kembang anak. Namun yang perlu diperhatikan adalah mengatur komposisi yang tepat, baik waktu ataupun bahan tontonannya.
Melepaskan gawai sepenuhnya kepada anak bukanlah ide bagus. Kontrol orangtua perlu dilakukan, agar anak pun dapat pula belajar mengontrol kebutuhan dirinya akan akses gawai. Bukan malah sebaliknya, anak yang dikontrol perangkatnya.
Masa kanak-kanak bukanlah masa yang panjang. Waktu emas itu tidak akan berulang lagi. Perkembangan anak bukan seperti skripsi yang kapan saja bisa direvisi. Ia terus bergerak maju.
Sungguh sayang bila hal sepenting itu terlewatkan hanya karena benda seukuran telapak tangan.
Ya, kan?
Curup,
16.04.2024
Muksal Mina Putra