Satu keluarga muda datang ke istri, yang kebetulan seorang psikolog anak. Pasangan ini mengeluhkan anak pertamanya, usia 3 tahun, yang tak nyambung ketika diajak berkomunikasi. Kalimat yang keluar dari mulut buah hati adalah pengulangan-pengulangan alias membeo.
"Apa kabar?"
Dijawab dengan:
"Apa kabar?"
Begitupun ketika disapa, respons yang keluar adalah pengulangan lagi.
Di hari lain, seorang ibu datang untuk berkonsultasi perkembangan anaknya. Si kecil mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Kata yang keluar dari mulutnya hanyalah gumaman-gumaman. Si anak mengerti perintah, namun tak dapat menyampaikan maksud dengan ungkapan verbal.
Tentu akan butuh asesmen lebih lanjut untuk mendalami kedua kasus tadi. Namun dari penelisikan berbungkus obrolan santai, ada kesamaan yang cukup terang diantara keduanya, yaitu si anak mendapatkan akses menonton smartphone dalam waktu yang berlebihan.Â
Ironisnya, orangtua cenderung menghindar ketika ditanya waktu akses gawai anak (screen time).
"Hmm, kemarin agak sering sih. Tapi sekarang sudah dibatasi."
"Kadang-kadang dikasih. Kalau tidak dikasih nanti dia mengamuk."
Mungkin takut disalahkan?Â
Persoalan gangguan tumbuh-kembang anak akhir-akhir ini menjadi hal yang jamak ditemui. Cerita tentang anak yang mengalami keterlambatan bicara, motorik halus dan kasar yang tidak berkembang, atau tantrum yang berlebihan hampir selalu ditemukan dalam tiap percakapan tentang anak diantara teman-teman.
Pemandangan familiar juga terlihat saat keluarga berkumpul. Anak-anak terlihat sibuk dengan gadget masing-masing. Bahkan ada yang memberikan handphone khusus untuk anaknya yang masih dibawah enam tahun.
Anak dengan handphone sekarang menjadi lumrah. Seolah menjadi pembenaran, bawa demikianlah sesungguhnya generasi digital native. Diperkenalkan dengan teknologi digital sedini mungkin. Apakah langkah tersebut ideal untuk perkembangan anak?
Screen Time Ideal
Screen time adalah waktu yang dihabiskan untuk menatap layer gadget. Termasuk didalamnya smartphone, televisi, laptop atapun perangkat lainnya.