Hemat saya, data minat baca lebih penting untuk diperhatikan dibanding angka buta huruf.
"Lah, untuk suka baca itu harus bisa baca dulu, Bang! Gimana sih?"
Betul, Bambang. Namun bukankah sebelum belajar baca mestinya dipantik dulu ketertarikannya? Jangan-jangan anak kita lebih banyak yang bisa baca namun tak tertarik membaca. Tak cinta baca!
Sebelum kenal, kamu tertarik dulu kan sama perempuan yang sekarang jadi istrimu itu? Baru kemudian pacaran dan menikah.
"Gak, Bang. Kami dijodohin"
Oh. Maaf, Siti Nurbaya.
Bayangkan bila sudah susah payah diajari membaca, rela bikin jadwal belajar yang memotong jam bermainnya, eh buku-buku yang dibeli mahal itu malah dianggurin. Rugi? Mungkin tidak. Buku bisa dijual lagi. Namun minat baca entah kapan dapat bertumbuh.
Kalau kata Maria Montessori, follow the child. Perhatikan saja minatnya anak. Begitu ketemu, bang! Tinggal dipoles. Nanti juga akan minta belajar sendiri, kok.
Perihal memantik minat membaca anak, berdasarkan diskusi dengan teman-teman yang sudah lebih dahulu membesarkan anak, beberapa hal berikut bisa dilakukan:
Siapkan Lingkungan Baca
Perkembangan anak usia dini dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Apa yang ia lakukan, ia katakan, dan apa yang disukai bergantung pada lingkungan tempat ia bertumbuh kembang.
Jangan berharap anak akan suka baca bila tak ada satu pun buku di rumah. Mungkin lebih pedasnya begini: jangan harap anak akan mau belajar membaca bila di rumah justru tak ada buku.