"All support to the all futsal players in England, it's sad when someone treat our sport like this!! This thing happens when the 'boss' doesn't respect futsal!!"
Cuitan dari maestro futsal Portugal, Ricardinho, malam kemarin (26/9) menggugah rasa ingin tahu. Ada apa gerangan? Usut punya usut, dunia futsal Inggris sedang dapat musibah.Â
Sebagai akibat dari pandemi Covid-19, FA resmi menghentikan pendanaan untuk tim nasional futsal Inggris lewat pernyataan di situs resminya 24 September lalu.Â
Pemotongan anggaran ini juga berlaku untuk tim u-23, u-19, sepak bola level grassroot dan menghentikan pembentukan tim nasional futsal wanita.
Tagar #futsalforall sempat menggaung di twitter sebagai bentuk protes terhadap kebijakan FA ini. Pelbagai pihak, baik itu  pemain, pelatih maupun pemerhati futsal khususnya di Inggris kompak menyuarakan kekecewaan.
Dengan segala respek terhadap efek yang ditimbulkan pandemi, pemotongan anggaran futsal 100% dianggap sebagai pengingkaran terhadap program "Fast Forward with Futsal" yang dicanangkan FA  pada 2018. Proyek tersebut merupakan tindak lanjut setelah  futsal diakui sebagai salah satu pilar utama FA dalam National Game Strategy 2018-2024.
Dalam program 6 tahun tersebut, futsal dijadikan sebagai salah satu pilar utama untuk meningkatkan prestasi tim nasional sepak bola Inggris.Â
Bukan rahasia kalau The Three Lions masih agak payah soal prestasi internasional. Inggris dipandang hanya sukses dalam mengemas English Premier League (EPL) saja, namun prestasi negara sendiri justru mandeg.
Sistem pengembangan pemain muda Inggris yang terlalu fokus pada aspek fisik telah lama menjadi bahan pembicaraan.Â
Kurangnya aspek teknik, pemahaman taktik, dan aspek mental seperti visi, pengambilan keputusan serta kreatifitas ditengarai menjadi sebab pemain asli Inggris kurang diminati.