Siapa yang tak kenal Adriano Galliani? Bila menyebut Milan, maka akan menyertakan nama Galliani. Atau transfer guru dari Juventus, Luciano Moggi. Perannya sangat menentukan dalam kesuksesan La Vecchia Signora pada medio 90an.
Bukan Julian Naelsmann atapun Dayot Upamecano, tapi sang direktur teknik, Ralf Rangnick. Begitu pun kesuksesan Bayern Munchen meraih treble winners musim lalu, tak lepas dari peran sporting director mereka, Hasan Salihamidzic.
Jembatan Pelatih dan Klub
Pada hirarkis klub, alur koordinasi pelatih bukanlah langsung ke presiden atau pemilik klub. Mereka mengkomunikasikan keperluan terkait area teknis melalui direktur sepak bola.
Carlo Ancelotti menuliskan dalam autobigrafinya, Quiet Leadership, tentang pengalamannya bekerja bersama direktur sepak bola.
Menurut Ancelotti, pekerjaannya di Milan, Chelsea, Madrid dan PSG sangat terbantu dengan adanya direktur sepakbola. Ia cukup menyampaikan urusannya pada direktur. Tak perlu langsung ke presiden. Pelatih pun bisa fokus pada tim tanpa terganggu perkara non teknis.
"People ask how I dealt with Silvio Berlusconi at Milan, Roman Abramovich at Chelsea, Florentino Prez at Real Madrid or Nasser Al-Khelaifi at Paris Saint-Germain. I'll tell you: For me, it's not so important. I don't spend a lot of time with the president. Mostly I spend time with the general director and it is he who spends time with the president."
Galliani di Milan, Frank Anersen di Chelsea, Moggi di Juve, Jose Angel Sanchez (Madrid) dan Leonardo (PSG) adalah sederet tangan kanan presiden klub yang pernah bekerja bersama Ancelotti.
Menurut Ancelotti, direktur adalah perantara antara pelatih dan pemilik klub. Direktur akan menyampaikan apa harapan-harapan pemilik terhadap tim. Pelatih akan berusaha memenuhi harapan tersebut, dengan dibantu oleh direktur yang akan berurusan pada masalah sumber daya. Entah itu transfer pemain ataupun penambahan fasilitas. Begitupun ketika tensi meninggi, maka direkturlah yang menjadi penengahnya.
Ancelotti menyoroti Chelsea sebagai tim yang 'sedikit tidak jelas' soal hirarkis tersebut. Setidaknya pada masa ia melatih di Stamford Bridge (2009-2011).Â