Mengajar dimaknai dengan transfer ilmu kepada mahasiswa semata. Tak pentinglah semua ilmu itu dikuasai dan mengembangkan mahasiswa atau tidak. Yang penting ada bukti mengajar. Dapat dilaporkan di LBKD!
Meneliti ditujukan untuk mengumpulkan angka kredit semata, atau hanya dilakukan bila ada dapat hibah penelitian. Setelah dipublikasikan dan mendapat tambahan angka kredit, usailah sudah. Yang mau baca silakan cari sendiri.
Itupun bagi yang melek jurnal. Jujur saja, masyarakat non akademik lebih akrab dengan koran, televisi, dan media sosial. Jurnal? apa itu?
Ada baiknya hasil penelitian yang telah dipublikasikan didesiminasi, disebarluarkan dengan mengemasnya kembali agar lebih 'merakyat', gampang dikunyah masyarakat, terutama yang dekat-dekat. Dengan begitu, masyarakat akan ikut merasakan manfaat.
Tinggallah Dharma pengabdian yang menanggung beban sebagai satu-satunya jalan menyatu kepada masyarakat. Dilakukan berbentuk ceramah di mimbar masjid. Atau program-program jangka pendek yang tak terjamin sustainabiliti nya. Lalu apa bedanya dengan KKN yang dilakukan mahasiswa?
Idealnya, hadirnya sebuah lembaga pendidikan menjadi sebuah mata air yang memuaskan dahaga masyarakat akan sebuah perubahan. Tak usah buru-buru ingin mengubah dunia, selesaikan dulu yang dekat-dekat.
Sulit sih. Mungkin karena sekarang lembaga pendidikan lebih pada sebuah entintas bisnis, mata pencaharian dan tempat berkumpulnya orang-orang yang berprofesi pengajar. Pendidik? Entahlah.
Rahmah el Yunusiah, mendirikan sekolah perempuan di Bukittinggi, mengubah perspektif masyarakat terhadap peran kaum perempuan.
Hasyim Azhari, membangun pesantren di Tebu Ireng, kawasan perkebunan tebu yang identik dengan hal-hal maksiat semasa itu.
Ketika ditanya kenapa justru membuat pesantren di sarang kegelapan, bukannya di tempat lain yang lebih kondusif, Kyai Hasyim menjawab, bukankah guna pesantren itu mengubah masyarakat menjadi lebih baik? Dimana tempat yang lebih tepat selain sarang ketidakbaikan?
Ahmad Dahlan, membuat sekolah untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan kebodohan beragama. Mengajar pengamalan surat al maun lebih utama daripada menghafal beratus-ratus ayat kitab suci.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!