Enam Juli kemarin diperingati sebagai International Kissing Day, atau disebut juga World Kissing Day. Peringatan yang bermula di Inggris ini mulai diadopsi secara mendunia sejak awal 2000an.
Hari Ciuman Internasional diperingati untuk mengingatkan masyarakat dunia akan pentingnya sebuah keakraban, keintiman. Ciuman adalah sebuah hal sederhana yang bisa dilakukan siapapun, sebagai sebuah simbol kehangatan. Demikianlah kira-kira menurut Wikipedia.
Saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang tradisi ini yang biasanya akan mengundang pendapat pro kontra, apalagi ini terkait norma-norma yang berlaku di masyarakat masing-masing.Â
Opininya akan subjektif sekali. Mungkin akan lebih baik bila kita membahasnya di dunia yang biasanya bebas dari perderbatan norma : sepakbola.
Terkait dengan urusan cium-mencium ini, bisalah kita temukan hal-hal yang menarik tentangnya dalam dunia bal-balan yang lazim disebut olahraga paling popular sejagad ini.Â
Ada beberapa "kiss scene" ikonik yang terjadi dalam sepak bola. Pelakunya pun tak main-main, pemain papan atas, dan ajang berkelas.
Ciuman Keberuntungan Blanc-Barthez
Membahas cium-ciuman dalam sepak bola, yang langsung terlintas dalam benak saya adalah adegan bek legendaris Prancis, Laurent Blanc, mencium kepala plontos penjaga gawang Fabien Barthez, pada gelaran Piala Dunia Prancis 1998.
Pertanyaan ini terjawab. Pelakunya tetap Blanc, meski tanpa mengenakan jersey timnas. Hanya seragam olahraga tim. Entah karena faktor ciuman tersebut atau tidak, pada akhirnya tim Ayam Jantan tampil luarbiasa dan keluar sebagai juara.
"Ritual" ini terus berlanjut hingga gelaran Euro 2000 dan dalam penampilan bersama klub mereka, Manchester United.
Pose ciuman Blanc-Barthez menjadi ikon dalam laga-laga Prancis. Memang, Zinedine Zidane adalah koentji. Namun, ciuman Blanc-Barthez sukses menjadi ikon.
Soul Kiss, Maradona-Caniggia
Bila Blanc hanya mencium kepala Barthez, yang dilakukan oleh Diego Maradona dan Claudio Caniggia malah menggila: ciuman langsung di bibir! Jenis ciuman yang mungkin hanya dilakukan oleh sepasang kekasih.
Adegan ini tersaji dalam laga panas Boca Juniors melawan rival abadi, Riverplate. Pada partai yang digelar 15 Juli 1996 ini Boca berhasil menang 4-1 yang sontak memantik keriangan dan gemuruh supporter. Tak ayal, foto keduanya menjadi headline berita yang mengabarkan berita superclassico Argentina tersebut.
Pelatih tim nasional, Daniel Passarella, mengatakan bahwa ia tidak akan memanggil pemain gay ke timnas. Maradona yang notabane pentolan Boca, rival dari klub asal Passarella, River Plate, kemudian merepon dengan berkata bahwa ia berharap Boca memboyong Ruud Gullit, pemain terbaik awal 90an yang secara terbuka mengaku sebagai gay.
 "Di Negara ini (argentina) yang menyebut-nyebut kebebasan, kita menendang keluar dua lelaki yang berciuman di bus. Apakah itu kebebasan? Maka sederhana saja, untuk gol Cani (Claudio Caniggia) yang berawal dari assist ku, aku akan menciumnya. Tepat di bibirnya"
Janji yang diucapkan oleh sang legenda ini pada majalah Arcucci pada oktober 1995 ini, ditepati oleh Maradona. Pembuktiannya pun berhasil menyita perhatian, pada partai besar kontra rival langsung Boca, dan klub tempat Passarella bernanung, River Plate. Boca menang 4-1, Caniggia mencetak hattrick.
Steven Gerrad Mencium Kamera, MU mencium trofi
Maret 2009, Liverpool datang bertandang ke old Trafford untuk menantang pimpinan klasemen, Manchester United. The Reds pada musim ini memang sedang bersaing dengan Setan Merah untuk menjadi yang terbaik di tanah Inggris.
Dalam wawancara dengan Liverpool TV, sang kapten menjelaskan alasannya melakukan selebrasi cium kamera tersebut.
"(selebrasi) itu terjadi begitu saja. Saya berseluncur diatas lutut, sedikit terlewat, ada kamera didekat sana, lalu terjadilah. Tak direncakan sebelumnya. Murni dorongan semangat setiap kali bertemu United"
Tak hanya sekali, pad 2014 Gerrad kembali mengulangi selebrasi di tempat sama, usai mencetak dua gol pada kemenangan 0-3 Â Reds di Old Trafford.
Sayangnya pada kedua musim tersebut, Liverpool gagal meraih juara. Seperti judul yang diangkat oleh www.oltraffordfaithful.com,Â
Gerrad kiss the camera, United kiss the throphy
**
Sepak bola seringkali dimaknai sebagai sebuah sajian olahraga yang komplit. Didalamnya punya sisi-sisi menarik yang asyik untuk digali, diluar konteks keterampilan mengolah si kulit bundar.
Bal-balan memang punya daya tarik magis yang susah dijelaskan. Salah satunya ya momen cium-ciuman diatas.
Ah, sudahi saja bahas cium-mencium ini. Selamat Hari Ciuman Internasional bagi yang merayakan!
Curup, 07.07.2020
Muksal Mina Putra
Referensi :
Marca.com,Â
Decomposition: Post-disciplinary Performance
Wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H