Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

International Kissing Day: Sepak Bola dan Cium-mencium

7 Juli 2020   16:13 Diperbarui: 8 Juli 2020   11:03 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam Juli kemarin diperingati sebagai International Kissing Day, atau disebut juga World Kissing Day. Peringatan yang bermula di Inggris ini mulai diadopsi secara mendunia sejak awal 2000an.

Hari Ciuman Internasional diperingati untuk mengingatkan masyarakat dunia akan pentingnya sebuah keakraban, keintiman. Ciuman adalah sebuah hal sederhana yang bisa dilakukan siapapun, sebagai sebuah simbol kehangatan. Demikianlah kira-kira menurut Wikipedia.

Saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang tradisi ini yang biasanya akan mengundang pendapat pro kontra, apalagi ini terkait norma-norma yang berlaku di masyarakat masing-masing. 

Opininya akan subjektif sekali. Mungkin akan lebih baik bila kita membahasnya di dunia yang biasanya bebas dari perderbatan norma : sepakbola.

Terkait dengan urusan cium-mencium ini, bisalah kita temukan hal-hal yang menarik tentangnya dalam dunia bal-balan yang lazim disebut olahraga paling popular sejagad ini. 

Ada beberapa "kiss scene" ikonik yang terjadi dalam sepak bola. Pelakunya pun tak main-main, pemain papan atas, dan ajang berkelas.

Ciuman Keberuntungan Blanc-Barthez

Membahas cium-ciuman dalam sepak bola, yang langsung terlintas dalam benak saya adalah adegan bek legendaris Prancis, Laurent Blanc, mencium kepala plontos penjaga gawang Fabien Barthez, pada gelaran Piala Dunia Prancis 1998.

ciuman keberuntungan Blanc-Barthez di PD 1998. Sumber foto : sportmediamax.com
ciuman keberuntungan Blanc-Barthez di PD 1998. Sumber foto : sportmediamax.com
Seolah menjadi ritual, kebiasaan ini terus dilakukan sejak partai pertama tim nasional Prancis hingga partai final melawan Brazil. Sebenarnya pada partai puncak tersebut, Blanc tidak dapat tampil dikarenakan akumulasi kartu. Publik pun bertanya-tanya, siapa yang akan mencium kepala botak Barthez?

Pertanyaan ini terjawab. Pelakunya tetap Blanc, meski tanpa mengenakan jersey timnas. Hanya seragam olahraga tim. Entah karena faktor ciuman tersebut atau tidak, pada akhirnya tim Ayam Jantan tampil luarbiasa dan keluar sebagai juara.

"Ritual" ini terus berlanjut hingga gelaran Euro 2000 dan dalam penampilan bersama klub mereka, Manchester United.

Pose ciuman Blanc-Barthez menjadi ikon dalam laga-laga Prancis. Memang, Zinedine Zidane adalah koentji. Namun, ciuman Blanc-Barthez sukses menjadi ikon.

Soul Kiss, Maradona-Caniggia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun