![sumber : https://www.bps.go.id/website/images/Tenaga-Kerja-Agustus-2018-ind.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/24/tenaga-kerja-agustus-2018-ind-5c494c2112ae942868138108.jpg?t=o&v=555)
Jika demikian, yang terjadi adalah merasa salah jurusan, tidak cocok bidangnya, akhirnya merembet ke malas-malasan, hingga kemudian syukur-syukur jika nanti kuliahnya bisa selesai. Ini sudah jadi wabah sepertinya. Indonesia Career Center Network (ICCN) pada Agustus 2017 merilis data bahwa 87% mahasiswa Indonesia mengaku salah jurusan (Beritasatu.com). Kuliah tidak dibidangnya, tidak di passionnya.
Setelah selesai, kemudian bingung lagi, mau kerja di bidang yang sesuai ijazah tapi tidak suka. Mau nimbrung bidang yang disukai, tapi belum cukup ahli. Dan kebingungan-kebingungan berikutnya, bikin orang jadi makhluk galau bin labil. Hehehe.
 Maka kemudian menjadi maklum apabila fenomena ini juga saya temukan di kelas kecil di depan saya ini. Bila sudah terlanjur demikian, bagi yang merasa terjebak di jurusan yang salah, maka versi saya setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan :
Pertama, Segera keluar dan temukan jalan lain yang lebih cocok (jurusan lain). Saya sangat mengapresiasi mahasiswa yang pindah jurusan karena merasa tidak pas di jurusannya yang sekarang. Itu suatu keberanian, bila kemudian diteruskan dengan tanggung jawab atas pilihannya itu. Misalnya benar-benar menekuni bidang yang ia pilih. Bila setelah itu malah bingung mau ngapain dan nganggur, itu nekad namanya.
Kedua, ambil pilihan paling aman. Tekuni sajalah jurusan yang sekarang, libatkan diri sepenuhnya, berusahalah dengan sungguh-sungguh agar menjadi ahli disana. Biar qualified. Siapa tahu mungkin ilmunya akan berguna di suatu saat nanti. Kepalang basah, mandi sekalian.
Referensi :
www.bps.go.id
https://www.beritasatu.com/nasional/448668-87-mahasiswa-indonesia-salah-jurusan.html