Dan tak mungkin pula, setelah seharian bekerja di luar rumah, saya malah sibuk lagi kerja sesampai di rumah. Mestinya sibuk main sama anak. Biar mereka tetap rindu. Biar mereka tidak fatherless.
Maka saya ikrarkan untuk meluangkan waktu sebesar-besarnya untuk anak-anak ketika di rumah. Urusan pekerjaan tinggallah di tempat kerja. Di rumah, seragam yang dipakai adalah seragam ayah. Bermain, bercerita dan membersamai tumbuh kembang kedua harta titipan Dia.
Bagaimanapun caranya, harus disempatkan di tengah tuntutan pekerjaan. Quality time. Biasanya kami lakukan di waktu malam dan pagi hari. Ketika istri berkesibukan pagi, saya yang handle anak-anak. Diajak bermain, dibawa jalan sekitar rumah
Saya selalu kagum pada setiap ayah yang bersedia mengantar-jemput anaknya sekolah (dengan menggendong tas hello Kitty si anak :D ), Â menyuapi anaknya makan, menggendong, bermain dan kemudian tertawa karena si anak pipis di pelukannya. Well, hal-hal sederhana seperti itu tidaklah mencederai sisi maskulinmu. Namun justru menunjukkan kesiapanmu sebagai seorang ayah.
Maka janganlah marah bila anakmu pipis di pangkuanmu. Fase itu tak lama. Hanya sebentar. Ketika ia dewasa nanti, tentu kau sudah tak mau dipipiskannya kan? Hehehe.
***
Seorang pria bersarung, jalan-jalan pagi dengan satu anak di gendongan, satu lagi jalan di sisi. Terus disapa orang,
"Ngasuh, pak?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H