Mohon tunggu...
Mukodas Arif Subekti
Mukodas Arif Subekti Mohon Tunggu... -

Alumni PBSI Unnes 2006,,,\r\nPendidikan memang bukan segalanya, tapi pendidikan adalah awal dari segalanya,,,\r\nhttp://odazzander.blogspot.com/\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Jurnalistik

11 April 2012   15:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:45 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ragam bahasa yang kita kenal dalam bahasa Indonesia ada dua, yakni ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Salah satu bagian dari ragam bahasa tulis adalah jurnalistik.
Jurnalistik merupakan bagian dari media massa yang berhubungan dengan masyarakat luas. Maka dari itu untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas haruslah menggunakan bahasa dengan kadar kemampuan minimal. Masyarakat pembaca media terdiri dari kalangan atas sampai bawah, sehingga bahasa yang digunakan juga harus disesuaikan kemampuan dengan pembaca. Itulah sebabnya bahasa yang digunakan harus memasyarakat sesuai dengan bahasa yang digunakan sehari-hari.

Bahasa yang digunakan dalam jurnalistik adalah bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari sehingga semua orang yang melek aksara dapat dengan mudah mencerna isi atau pesan yang disampaikan. Meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari, namun tidak boleh asal dalam menulis bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik juga harus sesuai dengan norma tata penulisan yakni kaidah yang berlaku, dalam hal ini harus sesuai dengan EYD. Selain itu, kalimat yang digunakan juga harus mempertimbangkan unsur kohesi dan koherensi sehingga tidak menimbulkan kerancuan agar mudah dimengerti oleh khalayak.

Bahasa jurnalistik mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan ini seiring dengan perkembangan masyarakat, sehingga seringkali muncullah istilah baru untuk menggambarkan kondisi masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik selalu mengalami perkembangan setiap harinya sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

Masa edar yang terbatas dari media massa membuat materi berita cepat basi. Periode suatu berita ada yang harian, mingguan, dan bulanan. Bisa saja berita yang dibaca hari ini sudah tidak aktual lagi untuk dibaca esok harinya. Atau bisa saja suatu berita mempunyai kesinambungan cerita bahkan selalu menarik untuk diikuti setiap harinya sampai berita itu dirasa sudah membosankan, contohnya berita tentang Denni Indrayana, ”Wamen Menampar Penjaga Lapas”.

Hal ini tentu berbeda dengan buku atau bacaan lainnya yang membutuhkan waktu lama untuk membaca. Sifat dan isi buku juga tidak terbatas oleh waktu sehingga sebuah buku bisa dibaca kapan saja dan tetap menarik untuk dibaca tanpa dibatasi oleh waktu. Sebaliknya, bagi para pembaca media massa dalam membaca sebuah berita mereka tidak membutuhkan waktu lama, bahkan ada juga yang membacanya sambil lalu. Hal ini dikarenakan sifat berita yang cepat basi dan pembaca hanya membutuhkan informasi yang up to date saja. Itulah perbedaan antara media massa dan buku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun