Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selalu bersyukur, berjuang, dan tetap optimis maju ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Aceh, Warkop Sampai Pukul 12 Malam dan Pria-Wanita Non Muhrim Dilarang Naik Kendaraan Berduaan

9 Agustus 2023   15:31 Diperbarui: 9 Agustus 2023   15:38 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Edaran (SE). Foto: Pemerintah Aceh.

Pemerintah Aceh telah mengeluarkan imbauan terkait jam operasional warung kopi (warkop) dan usaha serupa, yang akan dibatasi hingga pukul 00.00 WIB. Selain itu, imbauan juga mencakup larangan bagi laki-laki non-muhrim untuk naik kendaraan berduaan.

"Imbauan ini diberikan oleh Gubernur kepada warung kopi, kafe, dan usaha serupa, untuk tidak melakukan kegiatan usaha melewati pukul 00.00 WIB. Selain itu, juga ditekankan agar tidak melakukan kegiatan berdua-duaan di tempat yang sepi maupun di atas kendaraan," ungkap Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, dalam pernyataannya di Banda Aceh pada Rabu, 9 Agustus 2023, seperti yang dikutip dari Antara.

Imbauan ini diatur dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Aceh Nomor 451/11286, yang mengangkat isu Penguatan dan Peningkatan Syariat Islam Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Masyarakat secara umum di Aceh.

MTA menjelaskan bahwa imbauan ini merupakan hasil dari pertemuan dengan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh yang diadakan beberapa waktu yang lalu.

Menurut MTA, di tengah persiapan Indonesia menuju tahun 2045, yang disebut sebagai "Generasi Emas", Aceh sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam merasa penting untuk mendekatkan generasi muda dengan masjid dan meunasah (musala).

"Dalam menghadapi tahun 2045, Aceh ingin memberikan kontribusi yang berbeda. Generasi Aceh harus siap menghadapi persaingan global, sambil juga membangun kekuatan dalam agama, agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh budaya negatif yang bisa merusak tatanan budaya dan adat Islami di Aceh," ujarnya.

Surat edaran ini berisi beberapa poin penting, termasuk pemberian wewenang kepada Satpol PP/WH Aceh untuk melakukan patroli rutin guna menegakkan keputusan MPU Aceh, Qanun Aceh, Peraturan Gubernur Aceh, dan kebijakan lainnya yang telah ditetapkan oleh Gubernur Aceh.

Pemerintah juga meminta Diskominsa Aceh untuk meningkatkan pengawasan terhadap program televisi dan radio, dengan penekanan pada penyiaran pesan dakwah. Media cetak diharapkan mematuhi norma agama dan adat istiadat Aceh dalam isi pemberitaannya.

Selanjutnya, Bupati/Walikota dan Keuchik diminta untuk berperan dalam mengembangkan, membimbing, serta mengawasi pelaksanaan syariat Islam secara optimal.

Seluruh langkah ini diambil untuk mencegah perilaku yang dapat merusak akhlak atau moral, serta menghindari tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariat Islam.

Di sisi lain, Pemerintah juga mendorong pemanfaatan musala atau tempat pengajian setelah maghrib, dengan tujuan meningkatkan pemahaman agama bagi anak-anak dan orang dewasa. Strategi dakwah juga perlu ditingkatkan dengan menggunakan sarana dan media sesuai dengan perkembangan zaman.

SE. Foto: Pemerintah Aceh.
SE. Foto: Pemerintah Aceh.
Dalam rangka mengintensifkan kegiatan dakwah, daerah-daerah terutama perbatasan juga diharapkan lebih terlibat. Para pelaku usaha diingatkan untuk memastikan kegiatan usaha mereka tidak melanggar aturan syariat Islam, termasuk menghentikan kebisingan yang mengganggu saat adzan berkumandang.

Selain itu, warung kopi, kafe, dan usaha serupa diminta untuk mengikuti batasan waktu operasional hingga pukul 00.00 WIB.

MTA menegaskan, baik ASN maupun masyarakat secara umum diimbau untuk selalu menerapkan prinsip syariat Islam dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang aqidah, syariah, dan akhlak.

Pentingnya mendidik anggota keluarga, terutama anak-anak, sebagai generasi penerus dalam pemahaman dan praktik syariat Islam sejak dini juga ditekankan. Dalam hal ini, Al Quran dan pengajian di rumah serta tempat-tempat pengajian memiliki peran penting.

Gubernur juga menitipkan pesan agar masyarakat senantiasa menjaga perilaku dari perbuatan maksiat, merawat aurat dan kehormatan, serta berpakaian sesuai dengan ajaran Islam.

"Selanjutnya, dilarang melakukan khalwat antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, baik dalam tempat umum, tempat sepi, maupun di atas kendaraan. Kita juga diharapkan dapat memaksimalkan pelaksanaan shalat jamaah lima waktu di tempat kerja, gampong, atau tempat umum lainnya," tambah MTA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun