Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh setiap 25 November merupakan momentum menguatkan peran guru sebagai nahkoda mencerdaskan bangsa yang memiliki peran strategis untuk mengoptimalkan potensi generasi penerus bangsa.
Eksistensi guru menjadi faktor utama agar kegiatan belajar mengajar bisa terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, kualitas guru menjadi hal yang sangat penting untuk bisa mendapatkan pendidikan yang bermutu.
Berkaitan dengan hal tersebut, LDII terus berupaya membantu pemerintah membangun sistem pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter dengan melibatkan stakeholder termasuk guru.
Maka sejak tahun 2020 lalu, LDII telah melaunching platform pendidikan bernama Pondok Karakter (pondokkarakter.com), karena pembangunan karakter dinilai sangat penting untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.
"Pondokkarakter.com merupakan kontribusi LDII untuk bangsa, yang menyasar kepada subjek pendidikan yaitu guru atau tenaga pendidik bukan pada objek atau siswa," ujar Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso, Jumat (25/11).
Chriswanto juga sangat peduli dengan kinerja dan kualitas seorang guru sebagai tenaga pendidik yang memegang kunci mutu pendidikan di Indonesia, dan orang tua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anaknya.
"Kami mencoba berfokus pada subyek yakni stakeholder pendidik. Itu sebabnya kami membangun sistem platform pondokkarakter.com yang berisi tentang memberikan pemahaman atau panduan bagaimana stakeholder menciptakan anak didik yang memiliki karakter kuat," tambah Chriswanto.
Dalam hal ini ada enam stakeholder yang digagas dalam pondokkarakter.com, yakni orang tua, guru, pamong, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan pengelola yayasan, "Keenam pihak ini memiliki peranan penting dalam pembangunan karakter anak didik. Pendidikan tidak hanya berfokus anak didik saja, tapi juga melakukan penguatan terhadap enam stakeholder tersebut," tegasnya.
Platform e-learning berbasis website yang dikelola departeman pendidikan umum dan pelatihan LDII ini berfokus pada pendidikan karakter "Profesional Religius", yang mengkombinasikan moral character dan performance character yang bersumber dari ajaran agama Islam dan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia.
"Dengan platform tersebut, anak didik tidak hanya memiliki intelektualitas dan kognitif, tapi juga punya karakter yang dibingkai dengan nilai kebangsaan dan keagamaan," ujarnya.