Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selalu bersyukur, berjuang, dan tetap optimis maju ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketum MUI DIY Apresiasi Pengajian Sahih Muslim yang Digelar LDII

21 November 2022   15:37 Diperbarui: 21 November 2022   15:38 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta mengikuti pengajian Sahih Muslim di Ponpes Mulyo Abadi. Dokpri.

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) DIY menyelenggarakan secara rutin pengajian Hadis Sahih Muslim di Pondok Pesantren Mulyo Abadi, Sleman, DIY beberapa waktu lalu.

Hadir dalam acara ini, Ketua Umum MUI DIY Prof. Dr. KH. Machasin, MA, Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin, S. Hut., M.Agr., Ph.D., Ketua DPD LDII Sleman Suwarjo, S.IP., M.Si. bersama pengurus harian DPW/DPD, serta beberapa dewan penasehat dan dewan guru ponpes.

Ketua Umum MUI DIY Prof. Dr. KH. Machasin, MA membuka secara resmi pengajian Hadis Sahih Muslim untuk periode November 2022 hingga Januari 2023.

Dalam tausiyahnya, Prof. KH. Machasin menyampaikan apresiasi dan rasa senang atas terlaksananya "Kajian Hadis Sahih Muslim" di pondok pesantren di bawah naungan LDII DIY ini.

"Saya sangat bergembira di sini ada kajian kitab-kitab hadis Kutubus Sittah yang sangat terkenal dan menjadi rujukan bagi ahli dalam memutuskan persoalan-persoalan berkaitan dengan fikih," ujarnya.

Prof. KH. Machasin yang juga guru besar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengatakan, dirinya telah lama mengetahui dan mengenal LDII. Ia mengaku, pernah mendampingi Presiden Jokowi saat menerima kunjungan pengurus harian DPP LDII di istana negara Jakarta.

KH. Machasin mengapresiasi pengajian Sahih Muslim yang digelar LDII DIY. Dokpri.
KH. Machasin mengapresiasi pengajian Sahih Muslim yang digelar LDII DIY. Dokpri.
Menurut KH. Machasin dalam mempelajari dan mendalami kitab hadist itu harus tekun dan memerlukan waktu yang lama terutama bagi para santri.

"Sedangkan program belajar secara akselerasi diperuntukan tidak untuk seluruh santri. Program akselerasi hanya bagi santri yang memiliki kecerdasan luar biasa," lanjutnya.

Ia mengajak santri LDII belajar tidak hanya melalui buku namun melihat pula kehidupan sebagai media pembelajaran, "Saat berdakwah turut mengalir bersama masyarakat tetapi tidak terbawa arus," kata Mantan Kepala Pusat Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI itu.

Ia mengingatkan, para santri tidak mudah terlena dan terpengaruh dengan perkembangan teknologi seperti media sosial yang bisa membawa dampak negatif.

"Dakwah kita itu tidak melawan arus, yang paling baik, tetapi mengikuti arus, hanya tidak terbawa arus. Mengikuti di belakang namun dengan handayani (daya), tutwuri handayani. Ada pengaruhnya," imbuhnya.

Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin, S. Hut., M.Agr., Ph.D., dalam kesempatan tersebut menyampaikan delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa.

Ia juga memaparkan sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan LDII DIY diantaranya, bersinergi dengan program Pusat Inkubasi Bisnis Syari'ah (PINBAS) Komisi Ekonomi dan Bina Kesejahteraan Umat MUI DIY untuk melaksanakan sertifikasi halal makanan nabati.

Lanjutnya, menggelar Jogja Jambore Anak Saleh (JOGJAS) 2022 yang berpusat di Kapanewon Ngemplak, Sleman.

Selain itu, Atus mengatakan, LDII bekerja sama dengan Kejaksaan Tinggi DIY melaksanakan program Kejaksaan Agung RI, yakni "Jaksa Masuk Pesantren" yang bertempat di Pondok Pesantren Pelajar Mahasiswa Baitussalam, Kota Yogyakarta.

Sementara itu, Ketua Ponpes Kutubus Sittah Mulyo Abadi, H. Jiwantoro, S.Pd. menekankan, para santri agar senantiasa memiliki karakter baik yitu berilmu, berakhlakul kharimah, dan mandiri.

Dalam sambutannya, Jiwantoro mengatakan, para santri yang sedang mengikuti pengajian hadist di ponpes yang diasuhnya itu bukan hanya berasal dari wilayah Jawa dan sekitarnya. Tetapi juga berasal dari luar Jawa seperti Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.

"Ruang kelas ponpes ini ber-AC dengan suasana pondok yang sangat asri. Selain itu, santri dapat menginap di asrama putra dan putri yang terpisah, serta tersedia ruang makan dan laundri," jelasnya.

Dengan fasilitas tersebut, menurutnya, santri hanya dikenakan biaya makan setiap harinya Rp15.000 dan biaya admin Rp2.000/hari. "Ayo mengaji kutubus Sittah di Mulyo Abadi," pungkas Ustaz H. Sahli.

Untuk diketahui, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) DIY menyelenggarakan secara rutin Kajian Hadis Kutubus Sittah. Salah satunya di Pondok Pesantren Kutubus Sittah Mulyo Abadi, Sleman, yang sudah berdiri sejak 1984.

Keenam kitab hadist tersebut terdiri dari Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan an Nasai, Sunan Abu Daud, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan Tirmidzi. (m)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun