NABI Muhammad Rasulullah saw pernah mengatakan dalam sabdanya, hati yang baik akan berakibat baik pula bagi seluruh badannya, bila hatinya rusak maka rusak pula bagian tubuh yang lainnya.
Hal tersebut disabdakan oleh Rasulullah saw dalam hadist shahihnya.
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
"Ingatlah, dan sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya. Dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ingatlah, bahwa ia adalah hati" (HR Bukhari)
Hadist tersebut diatas memiliki pengertian mengenai sumber segala kebaikan yang bermuasal dari hati yang baik. Hati yang bersih akan mengarahkan anggota tubuh lainnya ke arah kebaikan.
Bagian tubuh yang lain seperti mata akan tertunduk dari melihat hal-hal yang tidak baik. Telinga akan tertutup dari suara-suara hasutan yang tidak layak untuk didengar.
Tangan akan selalu ringan menolong dan membantu orang lain yang membutuhkan dan selalu berada diatas untuk menyedekahkan sebagian rezekinya kepada fakir miskin. Begitu juga dengan anggota tubuh yang lain, semuanya akan melakukan hal yang serupa.
Sebaliknya, hati yang rusak karena didalamnya terdapat penyakit hati akan selalu berbuat kerusakan. Hati yang kotor akan mendorong bagian tubuh lainnya ke arah keburukan.
Ingat bahwa hampir semua dosa disebabkan hati yang berpenyakit. Penyakit hati berupa iri hati, sombong dan dengki bak benalu yang selalu menempel kemanapun hati itu pergi.
Baca Juga: Anak dan Orangtua yang Shalih
Agar Hati Bersih dan Suci
Bila hati kita merasa dihinggapi penyakit hati, maka sudah saatnya melakukan pengoreksian diri dan update hati. Dzikir merupakan pupuknya hati.
Ibarat tanaman bila dipupuk akan tumbuh dengan subur dan berkembang dengan baik. Begitu pula dengan hati bila diisi dengan dzikir mengingat kepada Allah, hati akan senantiasa dijauhkan dari berbagai macam bentuk penyakit hati.
Dalam Alquran Allah SWT berfirman,
... أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk takut hati mereka karena mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun..." (Qs al-Hadid:16).
Ayat diatas menjelaskan tentang keutamaan zikir yang dapat melunakkan hati dan menyuburkan keimanan serta menguatkan ketakwaan seseorang.
Dengan zikir, hati dan pikiran akan fokus mengingat kepada Allah semata. Tidak terpengaruh siapapun dan apapun.
Dengan hati yang bersih, Allah akan terasa dekat dengan kita dan memantau segala aktivitas yang kita lalukan. Dengan demikian, tidak ada potensi maksiat karena keimanan kuat yang selalu melindungi hati dari berbuat dosa dan maksiat.
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa shalat bisa dikatakan dzikir, sebab shalat bagian ibadah untuk mengingat-Nya. Firman-Nya,
فًاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
"...Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (Qs Thaha: 14).
Menunaikan shalat dengan konsisten dan menyerahkan diri kepada Allah SWT akan terasa berat kecuali bagi orang-orang yang khusuk.
Kekhusyukan dan ketaatan kepada Allah akan didapatkan oleh orang yang memiliki hati yang bersih, tulus dan yakin akan bertemu pada Allah dan akan kembali kepada Allah kelak.
Selain shalat dan dzikir, Alquran sebagai obat hati. Membaca Alquran dapat membuat hati menjadi tenang. Hati yang tenang bisa memfokuskan diri untuk selalu mengingat kepada Allah.
Semoga Allah menetapkan kita dalam hidayah-Nya dan menuntun kita menjadi hamba yang bersih hati dan selalu zikir kepada Allah. (m)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H