Objek wisata bahari menjadi destinasi wisata favorit yang banyak dikunjungi wisatawan yang datang ke Banda Aceh. Salah satunya adalah Pantai Gampong Jawa yang terletak di Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh yang ramai dikunjungi wisatawan setiap akhir pekan dan hari biasa.
Jika sore tiba, para wisatawan mulai keluarga hingga para anak muda berdatangan menggunakan kendaraan melewati sepanjang jalan pantai ini. Semakin sore menjelang matahari terbenam lokasi ini semakin banyak dipadati pengunjung.
Pantai yang berjarak tempuh 30 menit dari pusat Kota Banda Aceh ini mungkin tidak setenar pantai-pantai indah lainnya yang ada di Aceh. Namun, suasana sore di lokasi ini begitu berbeda dengan tempat wisata lainnya.
Di pesisir pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia ini terdapat batu-batu pemecah ombak yang sering digunakan pengunjung untuk nongkrong, memancing dan berswafoto dengan latar belakang Pulau Sabang dan Pulau Aceh.
Pemandangan matahari yang mulai perlahan terbenam di balik Pulau Aceh. Hal tersebut juga yang membuat para pengunjung betah berlama-lama di lokasi wisata ini.
Selain menikmati keindahan pemandangan laut dan sunset, di sepanjang pantai ini juga banyak pedagang kaki lima yang menjajakan aneka makanan cemilan hingga kopi. Jadi, tak perlu khawatir lapar dan haus jika berkunjung ke pantai ini.
Di tempat ini juga para pengunjung akan disuguhi pemandangan nelayan yang sedang melakukan aktivitas tradisional yaitu tarek pukat (tarik jala). Biasanya jala dipasang di pagi hari dan kemudian ditarik pada sore harinya.
Deburan ombak dan tarikan pukat para nelayan yang dikomandoi oleh seorang nelayan senior menjadi tontonan gratis yang cukup menarik dan menghibur.
Setelah jala yang dipenuhi ikan selesai ditarik, biasanya warga langsung berdatangan menghampiri nelayan untuk membeli ikan segar langsung dari tangan pertama dengan harga yang lumayan murah. Tak sedikit warga setiap harinya sengaja datang ke tempat ini untuk membeli ikan dalam jumlah besar.
Selain itu, dibalik keindahannya, ternyata pantai ini menyimpan sejarah. Di lokasi pantai ini pernah menjadi tempat persinggahan pedagang dan saudagar dari belahan dunia. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya situs, artefak sejarah yang ditemukan di kawasan ini.
Salah satunya adalah makam Syahbandar Mu'tabar Khan, kemudian nisan para raja dan ulama pada masa kerajaan Lamuri. Dari banyaknya temuan situs dan artefak tersebut sehingga kawasan ini ditetapkan sebagai titik nol Kota Banda Aceh.
banda Aceh. Rute pertama, dari jalan pelabuhan Ulee Lheue dan kedua dari Desa Peulanggahan yang kurang lebih memakan waktu sekitar 30 menit.Â
Akses masuk ke tempat ini tidak dipungut biaya alias gratis. Ada dua rute menuju pantai ini yang bisa dilewati jika dari pusat KotaBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H