Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selalu bersyukur, berjuang, dan tetap optimis maju ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PMK Merebak, Ketum DPP LDII: Umat Islam Jangan sampai Kendor untuk Berkurban

17 Juni 2022   14:50 Diperbarui: 17 Juni 2022   14:58 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas kesehatan mengecek hewan ternak yang terjangkit virus PMK. Foto: Dokpri.

Banda Aceh - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang marak terjadi di sejumlah daerah jangan membuat umat Islam kendur dalam menjalankan ibadah kurban pada Idul Adha nanti. Pasalnya, dengan berkurban memiliki nilai ibadah yang tinggi, baik bagi individu maupun kemasyarakatan. Kurban memiliki multiplayer effect yang signifikan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, saat ditemui di kantornya, Surabaya, pada Kamis (16/6). Menurutnya, secara individu kurban merupakan wujud ketaatan dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah, "Tak ada amalan yang paling disukai Allah pada Idul Adha, selain menyembelih daging kurban," ujar KH Chriswanto.

Secara sosial, berbagi daging kurban dapat bermanfaat dan meringankan beban hidup masyarakat hingga sepekan setelah hari penyembelihan, "Pengeluaran untuk pangan bisa dikurangi karena pembagian daging kurban, ini sangat membantu. Selain itu, para peternak juga mendapat keuntungan yang berlipat untuk mengembangkan modal usahanya," katanya.

KH Chriswanto menuturkan, merebaknya wabah PMK saat ini tak perlu disikapi dengan kekhawatiran yang berlebihan karena penyakit itu tidak menular ke manusia. Namun, ia meminta agar umat Islam tetap berhati-hati, karena manusia bisa menjadi pembawa virus PMK ke hewan ternak, "Untuk itu perlu kehati-hatian, baik peternak maupun jamaah yang sedang mensurvei hewan kurban," pungkasnya.

Senada dengan KH Chriswanto, Medik Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah drh. Slamet Kasiran mengatakan, PMK tidak berbahaya bagi manusia.

Ia menjelaskan bahwa PMK atau yang dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) disebabkan oleh virus Aphtaee Epizootecae.

"Masa inklubasi virus tersebut dan sangat menular 1-14 hari sejak tertular penyakit tersebut hingga timbul gejala," jelasnya.

Menurutnya, penyakit yang menyerang semua hewan berkuku belah atau genap itu telah menyebar di berbagai daerah di Indonesia.

Sebelumnya, pada tahun 1887, Indonesia pernah mengalami wabah PMK pertama kali, munculnya penyakit itu berawal di Malang kemudian menyebar ke berbagai daerah, "Per 13 Juni 2022, penyakit PMK sudah menyebar di 18 provinsi dan 180 kabupaten/kota di Indonesia. Dan ada sekitar 150 ribu ekor ternak yang sudah terjangkit PMK," ujarnya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.403/KPTS/PK.300/M/05/2022 dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 404/KPTS/PK.300/M/05/2022, Kementerian Pertanian menetapkan PMK sebagai wabah di Indonesia berawal dari Provinsi Jawa Timur dan Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun