Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selalu bersyukur, berjuang, dan tetap optimis maju ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Minyak Goreng Masih Langka dan Mahal, Ini Harapan LDII dan Politisi DPR kepada Pemerintah

14 Maret 2022   22:32 Diperbarui: 15 Maret 2022   05:55 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso (kanan) dan Anggota Komisi VIII DPR RI Maria Endang Astuti (kiri). Foto: Istimewa/DPP LDII.

Banda Aceh  - Kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Indonesia mendapat sorotan dari berbagai pihak. Akibat langka dan mahalnya harga salah satu komoditas pangan itu membuat sebagian masyarakat resah. Hal itu menjadi perhatian DPP LDII dan politisi DPR, yang meminta pemerintah dan masyarakat bekerja sama agar persoalan tersebut segera teratasi.

"Bagi kami yang merupakan bagian masyarakat, fenomena ini menyedihkan. Ada seorang ibu meninggal dunia, saat antre minyak goreng. Padahal informasinya produksi minyak goreng mencukupi untuk kebutuhan nasional," ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, saat dijumpai usai bertemu anggota DPR RI Fraksi Golkar di Kantor DPP LDII, Jakarta (14/3).

Menurutnya, apabila kebutuhan minyak goreng dalam negeri telah cukup, maka yang perlu dilakukan pemerintah adalah meningkatkan pengawasan jalur distribusi minyak goreng.

"Tidak ada yang diam-diam mengekspor melebihi batas yang ditetapkan pemerintah," imbuhnya.

Ia mengatakan, pengawasan yang ketat di titik-titik distribusi sangat penting, "Karena lama-kelamaan, masyarakat yang panik bisa menciptakan rush, sehingga berani melanggar, memberanikan diri menyimpan yang sebenarnya juga sedikit. Tapi kalau masyarakat yang menyimpan jutaan tentu minyak goreng yang tersimpan juga otomatis jadi banyak," ujar KH Chriswanto.

KH Chriswanto berharap pemerintah melakukan upaya pengawasan terutama di titik distribusi yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, "Dengan pengawasan ketat, tidak lagi terjadi antrean," katanya.

Ia mengajak masyarakat untuk bersabar dalam menghadapi kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng saat ini. Dan juga pemerintah harus lebih teliti, dengan demikian harapannya antara pemerintah dan masyarakat dapat tumbuh kerja sama dalam mengatasi permasalahan minyak goreng.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI, Singgih Januratmoko mengungkapkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), pasokan crude palm oil (CPO) untuk minyak goreng melebihi total produksi.  "Tapi persoalannya memang pada pengawasan, benarkah yang 70 persen diekspor dan 30 persen untuk kebutuhan dalam negeri?," tukasnya.

Singgih meminta pemerintah meningkatkan pasokan sebanyak 40 persen untuk mencukupi kebutuhan minyak goreng secara nasional.  "Bila masih langka, ya kami meminta pemerintah menghentikan ekspor sampai kebutuhan minyak goreng dalam negeri terpenuhi," ujarnya. Indonesia sebagai penghasil CPO nomor satu dunia, tentu sangat disayangkan bila sampai terjadi kelangkaan minyak goreng.

Senada dengan KH Chriswanto Santoso, Singgih meminta pemerintah memperbaiki sistem pengawasan dan pemantauan rantai distribusi minyak goreng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun