Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi mengatakan pemerintah daerah mendorong dalam hal pembangunan fisik sedangkan kerohanian menjadi tugas para ulama.
"Sementara masalah pembangunan rohani bagi umat Islam dilakukan oleh para ulama dan kyai," katanya.
Hal itu ia sampaikan saat meresmikan rumah susun (Rusun) santri Pondok Pesantren Al Ubaidah, Kertosono, Jawa Timur pada Kamis (10/3).
Menurutnya, dahulu pondok pesantren diidentikan dengan lingkungan yang kumuh dan kotor.
"Tapi kini, pondok pesantren makin modern bahkan bangunannya setara hotel," kata Marhaen Djumadi, yang akrab disapa Kang Marhaen.
Kang Marhaen berharap, dengan kondisi yang sangat baik tersebut, pondok-pondok pesantren melahirkan generasi yang unggul.
"Negara dan Pemerintah Daerah Nganjuk memerlukan sumberdaya manusia terbaik. Untuk itu, kami berharap para santri, mubaligh-mubalighoh terus mencari dan menambah ilmu, karena pemerintah membutuhkan sumberdaya manusia yang rohaninya juga baik," ungkapnya.
Menurutnya, wawasan dan pengetahuan yang dimiliki para mubaligh-mubalighot harus dikembangkan, "Dengan demikian sarana prasarana untuk menuntut ilmu agama juga harus terus diperbaiki," ujarnya.
Ia menjelaskan dengan bekal wawasan yang cukup seorang juru dakwah bisa mewaspadai diri terhadap gerakan-gerakan radikalisme yang berpotensi memecah belah bangsa.
"Umat Islam menurut Marhaen Djumadi, memiliki kewajiban untuk menjaga kebhinnekaan Indonesia," pungkasnya.