Sepertinya tinggi kasus permainan money oriented, satu suara punya harga di kalangan masyarakat. Hak suara pemilih dibeli dengan uang, pemilih yang pragmatis dan belum mlek politik.Â
Sehingga menimbulkan wajah baru kalau ingin meraih tiket kursi mesti memiliki modal finansial yang terbilang cukup besar untuk dikeluarkan.
Akhirnya setelah tercapai sebuah keinginan, menuai menjemurnya pratik korupsi karena tingginya cost politik.Â
Upaya untuk mengembalikan modal kemarin, atau bayar hutang/balas budi kepada para sponsor ketika pra sebelum duduk di kursi kekuasaan. Sehingga mempengaruhi langkah pembangunan dan maraknya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Parpol dalam hal ini sebagai perahu politik sangat diharapkan berkontribusi untuk melakukan gerakan perubahan itu. Dan benar-benar memilki integritas yang nasionalis dalam menata tata sistem demokrasi tanah air kita.Â
Melalui tangan orang-orang ia rekomendasikan di eksekutif maupun di legislatif.
Berdasarkan realita yang muncul dan terlihat di mata publik parpol secara langsung mempunyai andil besar dalam tata sistem demokrasi ini bukan. Baik buruknya bangsa kita berkaitan juga pada sikap dan sifat parpol yang ada.
Yakni berpegang pada prinsip kepentingan bangsa diatas kepentingan personal dan parpol. Artinya, setelah amanah rakyat telah diamanahkan.
Lantas, apakah parpol tanah air kita seperti itu? Entahlah...
Salam
Â