Hal ini juga penulis tangkap dari analisa dosen penulis sewaktu bersua 'ngobrol bareng' dilaman kampus yang lalu, memaparkan suatu perubahan itu ada kaitannya akan karakteristik dari kultur yang ada dalam orang rejang sendiri, yakni sikap dan sifat terbukanya orang-orang Rejang akan etnik lain dalam masyarakat.
"katanya, sikap orang Rejang itu sangat terbuka, bisa menerima kehadiran orang-orang lain yang berbeda. Hal ini bisa dilihat dari pandangan politik misalnya dalam pemilihan kepala daerah/desa, tidak memperdulikan atau mempermasalahkan suku lain untuk memimpin, tidak ngotot harus orang Rejang yang memimpin. Dan condong suka meniru/menggunakan bahasa etnik lain dalam berinteraksi dilingkungan, berkomunikasi lain meskipun dia sendiri merupakan orang asli Rejang. Fakta lain katanya orang Rejang memiliki rasa toleransi yang besar, hal ini jarang/ tak pernah terjadi sebuah polemik dimasyarakat yang berujung adanya konflik yang serius dengan suku-suku lain."
Dari perubahan/pergeseran yang terjadi pada suku Rejang dalam prilaku dan kebiasaan, khususnya dalam penggunaan bahasa Rejang berkomunkasi. Maka salah satu perubahan dan pergeseran itu ada dalam bentuk sapaan/panggilan, sebutan untuk nama khusus dalam anggota keluarga.
Sama dengan sebutan nama suku-suku lain di nusantara, pastinya punya nama-nama sebutan.Â
Misalnya dalam etnik Jawa, nama sebutan Buk de/Pak De, Mas/Mbak, Buk Lek/ Pak Lek, Mas/Mbak dan sebagainya, Etnik Minang, Uda/Uni, Apak/Amak, Pak Etek, Batak, Opung, Boru, Tulang. Panggilan nama dalam sebutan suku di nusantara sangat menarik iya kan untuk tetap teraga dan dilestarikan tentunya.
Begitupun dalam suku Rejang, namun pada kasus ini yang menjadi perhatian penulis lebih tertuju pada pegeseran dan perubahan nama sebutan yang asli versi era dahulu yang kini seperti asing lagi terdengar ditelinga.Â
Seperti sebutan nama panggilan yang kerap berbeda dalam anggota keluarga suku Rejang, versi aslinya.
- Tamang, panggilan Tamang sebenarnya nama sapaan buat anggota keluarga yang statusnya berstatus sebagai suami dari Bibik, suami dari Minen. Berbeda dengan panggilan Mamak atau mamang. mamak sebutan untuk saudara laki-laki adik kandungnya Ayah atau Ibu. Sedang Mamang, panggilan laki-laki yang tidak memiliki hubungan keterkaitan dalam keluarga, hanya sapan adab kesopanan pada orang lain yang lebih tua dari kita.
- Minen sebutan nama dari anggota keluarga dari kaitan hubunganya pada saudara sepupu Ayah atau Ibu.
- Sebi'i, sebutan nama untuk nenek . Tapi saat ini tidak pernah terdengar lagi digunakan dalam suku Rejang. Hanya ada di daerah tertentu saja.
Inilah bentuk keprihatinan, akan eksistensi dari keakayaan intelektual dalam suku Rejang yang besar kemungkinan akan tergerus. Yang ditakutkanÂ
"Hilangnya Panggilan "Nama Sebutan" dalam Bahasa Rejang Terhadap Anggota Keluarga." Akan menjadi dongeng tidur, yang hilang dimakan perubahan zaman.
NAH, bagaimana didaerah tempat Kompasianer, adakah nama panggilan keluarga yang mengalami perubahan nama sebutan seperti tempat penulis?
Salam