Dengan cara pandang ini setidaknya mampu memandang ragam persoalan secara holistik, yakni aspek-aspek kebenaran, baik buruk, benar dan salah. Bukan hanya terpaku pada prihal untung dan rugi semata. Iya kan.
Nah kajian dasar ini, munculnya pemahaman (keyakinan) akan adanya kehadiran Tuhan yang maha melihat, menilai dan maha segalanya atas semua tindak tanduk dari mahkluk ciptaanNya. hakikat dari kesadaran beragama sesungguhnya, menurutku.
Hingga membuat manusia lebih terarah kearah yang lurus dan benar, tidak bermain-main, terjaga dari hal-hal yang berbau larangan dari sebuah ajaran agama. Agama menjadi kontrol dan Tuhan saksi yang nyata atas apa yang kita lakukan
Pastinya semua ajaran agama manapun, pasti menyeruhkan amal-amal kebaikan dan juga melarang umatnya untuk tidak berbuat yang terlarang. Seruan Tuhan adalah spirit kontrol. Keyakinan beragama seiring dengan perwujudan manusia-manusia yang tuk berbuat yang semestinya. Pada garis yang telah ditentukan (ditetapkan).
Seandainya pemahaman agama dan kesadaran beragama ini terpatri, besar dibayangkan bagaimana besar korelasinya dalam setiap lini kehidupan manusia itu sendiri. Mengentaskan permasalahan dan meminimilisirkan ragam persoalan manusia yang ada.
Minimal sebagai langkah preventif pada seseorang dan juga memberikan dampak positi kepada lingkungan sekitar tempat ia berdiri. Pelanggaran, tindakan tak bermoral dan sebagainya, tidak terjadi.
Dalam skala luas, ranah penguasa politik misalnya. Besar dibayangkan betapa besar pengaruhnya jikalau agama hadir dalam diri sanubari. Memberikan batasan manusia tuk berbuat seseuatu yang kurang diharapkan.
Maka tindakan dan prilaku-prilaku dalam tanda kutip tidak baik, bisa jauh dihindari dan dijauhi. Korupsi, dan apapun nama tindakan amoral dari penguasa dan manusia. Karena kesadaran agama titik poinnya spirit tersebut.
Yang tidak habis pikir selain itu juga yang tidak kalah buruknya, berbahaya yang terjadi justru menungangngii (memanfaatkan) agama menjadi alat demi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Agama diperjual belikan bak produk niaga kepentingan politik misalnya. Kedok politik dibungkus agama, atau agama dipolitisi..
Penutup. Dengan maraknya simbol simbol agama yang dicatutkan untuk saat ini dalam politik, menjadi persoalan serius bangsa kita bukan. Ditengah arus politik yang semakin mencuat, menyuarakan suara-suara identitas, atas nama keyakinan. Hanya demi kepentingan.Â
Dan menolak apapun paham pemikiran egosentris yang berupaya merubah cara pandang kemajemukan, yang rentan mempengaruhi stabilitas kerukunan ditengah perbedaan.