Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Hallyu Korea Selatan, Anime Jepang, Konflik Rusia, dan Swadesi Mahatma Gandhi

6 Juni 2022   12:09 Diperbarui: 6 Juni 2022   12:35 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amati, Tiru, Modifikasi (ATM)...

Gelombang ke Korean yang di istilahkan dengan Hallyu, kesuksesan bagi negara 'Ginseng' Korea Selatan dalam upaya mengenalkan kebudayaan mereka kepada dunia.

Fenomena ke Korean, merambah seluruh dunia sekarang dapat diamati bahkan dirasakan langsung ditanah air, nuansa-nuansa ke Korean terjadi disekitar kita.

Ketertarikan pada Fashion, makanan Korea, kosmetik (skin care), industri perfilman (drakor), musik K-Pop bahkan oprasi plastik pun Korea dijadikan tempat rujukan terbaik. Populer pokoknya.

Menjamurnya masakan (kuliner) yang bernuansakan ke Korean, produk-produk kecantikan Made In Korea, pakaian ala Korea, musik K-Pop, serta ketertarikan banyak orang untuk mempelajari Bahasa dan kebudayaan Korea.

Melansir berbagai laman sumber informasi di internet, Hallyu gelombang kejut Korea yang mampu merambah dunia, menyasar ke seluruh dunia, sehingga mampu mempengaruhi orang-orang tertarik bahkan meniru hal-hal yang berbau Korea. yakni meningkatnya minat publik pada kesenianpop dan tradisional Korea di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Benua Amerika.

Indetitas ke Korean bak komiditi berdaya nilai lebih, jika merujuk pada sektor eknomis. Penonjolan sisi kebudayaan seakan berdaya magnetik yang luas cakupannya buat Korea. Yang mampu memberikan daya tarik luar biasa akan Korea bagi publik.

Korea seperti trendsetter dunia. Contoh menarik, kiblatnya panggung hiburan, kuliner, kecantikan seakan jadi panutan yang membius mata semua orang.

Menariknya bahkan menjadi sumber pendapatan bagi negara "income" buat devisa untuk Korea. 

Hal ini juga terjadi pada negeri Sakura, Jepang. Versiku dalam menyimak seputar perkembangan dunia anime dan manga terbitan Jepang yang juga mendunia. Para kreator komik dan kartunis Jepang menguasai panggung hiburan remaja dan anak-anak, dengan ribuan dan jutaan pencinta anime dan manga Jepang.

Anime dan manga ini justru salah satu sumber pendapatan negara, berkontribusi besar dalam meyumbang devisa negara. Khabarnya. Bahkan para pembuat karya-karya ini terbilang hidup pada kaya raya loh,  sebagai mata pencarian utama.

Menariknya, dari Hallyu ke Korean dan Anime/Manga Jepang. Adalah peran serta dari negara yang mensupport kreasi ini menjadi daya tarik yang luar biasa. Mungkin, berani menggelontorkan anggaran untuk itu dalam mengembangkan sisi ini menjadi sebuah kekuatan negara yang besar, menarik bangsa lain untuk menjadikan trendsetter mereka.

Sepengetahuan awamnya penulis, dilihat dari sumber daya alam dari kedua negara apabila dibandingkan dengan negara kita, mungkin saja tak sebanding iya kan. Betapa besarnya kekayaan Indonesia. Tapi mereka pada makmur loh, bangsanya. Entahlah.

Dengan keterbatasan yang mereka miliki, mereka berhasil menunjukan kepada dunia kehebatannya. Membuat panggung dengan cara mereka sendiri, menjadi csebuah iri khas/identitas bagi negara lain untuk tertarik mempelajari, meniru, dan menyukai produk-produk buatan mereka. Konsumen belaka.

Alhasil jadi panutan sebagai lifestyle dan way life bagi dunia.

Hal ini bisa juga kita simak dari konflik Rusia Ukraina yang masih belum usai. Yakini sanksi embargo Amerika dengan sekutunya Eropa kepada negara Beruang Merah. yang justru mendapati respon balasan yang keras dari Putin, bereaksi keras menanggapi sanksi yang diberikan.

Dengan memberhentikan  pasokan energi, supplay makanan ke Eropa. Sehingga berdampak pada Eropa sendiri seperti Bumerang. Dalam bahasa sederhanya, senjata makan tuan. Gilanya, mau invansi Rusia, Eropa dan Amerika mesti mikir dua kali untuk itu. Pasalnya Rusia memiliki kekuatan militer yang kuat dan mempunyai alustita yang menakutkan.

Geopolitik dunia yang panas sekarang, mulai dari konflik Rusia Ukraina, perang dagang Paman Sam dan Tirai Bambu menjadikan stabilitas dunia tak tentu arahnya. Rebutan mendominasi pasar dunia dari negara-negara besar.

Sepatutnya bagi kita Indonesia melihat peluang ini, mengambil keuntungan dari dinamika  kondisi dunia. Yakni memperkuat berbagai sektor untuk menjadikan bangsa kita menjadi kuat. Yang mampu membuat bangsa lain berpikir dua kali untuk mengintervensi kedaulatan NKRI.

Kekuatan pangan, energi, teknologi, dan persatuan kesatuan adalah kuncinya Indonesia bisa setara bukan. Dan prihal penting para politikus yang akan maju pada pemilu 2024 mendatang.

Menurut apak dari hasil obrolan lesehan kemarin, mengutip salah satu ajaran dari tokoh Nasional India Mahatma Gandhi yaitu tentan pemikiran tentang Swadesi. Kunci kemerdekaan India dan slah satu wujud dari Nasionalisme.Yakni pemikiran yang  sangat menarik untuk mencintai dan menggunakan produk lokal, buatan anak bangsa sendiri.

Seandainya, semua anak bangsa bangga akan buatan bangsa sendiri, cinta kebudayaam sendiri, besar dimungkinkan gerakan serentak ini akan melahirkan Indonesia. Hallyu Indonesia. sperti Korea, Jepang ataupun belajar dari konflik Rusia Ukraina sebagai kekuatan yang patut dipertimbangkan.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun