Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Malu atau Gengsi Menjadi Petani

5 November 2021   21:13 Diperbarui: 7 November 2021   09:07 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korelasi dari anggapan masyarakat desa, reorientasi wajah pendidikan melahirkan insan unggul, dan dunia kerja. Catatan menarik akan minusnya selera para milenial untuk bertani pada era sekarang. Menurutku.

Sebagai dari bagian kelompok/barisan/pemuda, ingin berbagi pandangan receh bahwa petani adalah identitas kita Indonesia, sepantasnya julukan tersebut tetap terjaga, bukan?

Bila suatu saat nanti, entah 20, 30 atau 50 tahun lagi bisa saja petani adalah jawaban dari ketidakpastian dunia pekerjaan yang semakin kompetitif, konsumtif, pengangguran yang semakin bertambah. Petani adalah alternatif dalam menjawab kegelisahan dunia kerja.

Rasa enggan milenial untuk terjun dalam dunia pertanian, besar dimungkin semakin membuat ketahanan pangan secara nasional menjadi semakin tergantung dari impor negara luar. Tidak mampunya kita mencukupi kebutuhan pangan sendiri.

Dalam konsep teori Thomas Robert Malthus, ledakan jumlah penduduk yang tidak seimbang atau didukung dengan kebutuhan pangan, piye? Yang bertani kagak ada?  Generasi tua tidak kuat lagi bertani, mau makan apa?

Lalu persoalan lahan yang semakin terbatas, kepemilikan lahan yang dikapitalisasi oleh pengusaha dan penguasa, titik persoalan pelik suatu saat nanti.  Yang lebih pada pengembangan swastanisasi lahan ke varian tanaman bukan pangan.

Lalu, posisi milenial? Teknologi dan inovasi pertanian jawaban akan persoalan, kreasi tangan dari petani milenial. Berani mengeksekusi ilmu dibangku pendidikan ke dunia pertanian.

Pembuktian dalam menepis pandangan miring masyarakat, orang, akan petani. Bahwa petani bisa alternatif pekerjaan yang berkelas. Dan mulia karena suplai pangan ada ditangan petani.

Salam

Catatan: Daripada ngangur tidak jelas kerjaan. Petani donk. Daripada menghitung bintang, menunggu bulan datang dalam mencari peruntungan. Mari coba jadi petani karena gengsi tidak akan menghasilkan apa-apa, ya kan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun