Nah, hiburan musik dan lagu bisa mengurangi keluh kesah itu. Menurutku lho. Bernyanyi ria, bergoyang dua jari. Kan, lebih hidup suasana perjalanan, daripada manyun tanpa suara, diem-diaman.
Pak sopir jadi tidak mengantuk, ikut nimbrung menyumbangkan suara, meskipun suara pada compreng jadi bahan tertawa dan canda-candaan. Pokok pada kagak kantuk. Bahaya, jika sopir pada ngantuk saat menyetir. Nah, ini perlunya hiburan.
Karena asyiknya, eehh tahu-tahu sudah sampai tu alamat yang dituju. Lupa sama jauhnya.
Misalnya, mendengar lantunan tembang kenangan, lagu daerah dari ranah Minang atau Samosir, Campursari, slowrock mancanegara Scorpio. Enjoy banget, walau artinya pada kagak tahu apa maksudnya.
Musik yang seringkali penulis dengar. Pas nih lagu tuk perjalanan. Selera gue banget pokoknya. Pakem nih Pak sopir putaran lagunya, tahu aja gimana selera para penumpangnya hehe..
Kembali pada judul yang ingin penulis tuliskan dan bagikan kali ini. Apa khabar dengan perkembangan lagu daerah orang Rejang?
Yang kini penulis rasakan mulai jarang terdengar lagi bahkan seperti telah hilang terdengar lagi ditelinga penulis, khusus buat lagu-lagu baru yang dirilis.
Bila melihat masa lima tahun sebelumnya, lagu Rejang khusus di Rejang Lebong cukup mengembirakan loh, perkembangan lagu baru pun lumayan mengembirakan. Siaran radio daerah, bahkan acara-acara formal, sering diputar lagu yang baru.
Apakah karena penulis yang kurang update, atau memang pada faktanya. Hal ini seringkali penulis cari pada chanel youtube tuk melihat/download lagu Rejang yang baru.Â
Namun lagu-lagu yang legend, lagu-lagu lama yang pada bermunculan. Kok kota Curup pada sepi? Paling banter lagu Tejang dari kabupaten lain, yang beberapa rilis. Mohon seniman ciptain dong lagu baru?
Dan pihak yang berwenang yang punya tinta pena ikut serta tuk membumikan kembali lagu daerah kita, dan memfasiltasi para seniman daerah? Semoga