Bersyukurlah, jika kita masih memiliki kedua orang tua, meskipun usia mereka tidak mudah lagi. Kita diberikan amanah mulia untuk menjaga dan merawat mereka. Kesempatan berbakti, anak-anaknya.
Ucapan puji syukur kepada Tuhan atas kesempatan yang ia berikan. Kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu bahkan berkumpul pada Ayah dan Ibu.
Kita juga dilahirkan ke alam dunia ini dengan kondisi keluarga yang bahagia. Memiliki Ayah dan Ibu. Merawat dan menjaga kita penuh kasih dan sayang.Â
Dari buaian hingga dewasa, sampai dengan terbentuknya keluarga sendiri. Kasih sayang pun masih tetap mengalir, tidak berkurang sedikitpun. Perjuangan mulia tersemat kepada orangtua.
Coba bayangkan saudara, kesedihan dan kerinduan bagi saudara kita yang sedari kecil telah berstatus yatim piatu. Telah ditinggalkan kedua orangtua atau salah satu dari orang tua. Pasti kepiluan teramat dalam bukan.
Dan bayangkan dari beratnya perjuangan orangtua berstatus single parent, mesti berjuang sendiri, demi sibuah hati. Gambaran perjuangan hidup yang tidak dapat terlukiskan, saya yakin itu.
Namun ingatlah atas perjuangan orangtua. Yang berjuang sepenuh hati, jiwa raga hanya untuk dapat melihat sang anak bahagia. Titik.
Dalam doa dipanjatkan, semoga anak-anak dapat tumbuh lebih baik/maju dibandingkan mereka, percaya kan. Tidak ada satupun orangtua punya keinginan yang terburuk untuk anak-anak, bukan.
Waktu sejenak, pandangilah wajah orangtua mu. Lihatlah perubahan yang sudah jelas tampak dimata kita. Yang terkadang tidak kita sadari.
Kerutan, ubanan, sikap dan sifat, kesehatan, kekeuatan, pancaindra perubahan yang sudah jelas terlihat. Inilah perjalanan usia mereka, tidak bisa tidak untuk ditolak. Usia senja. Mereka tidak mudah lagi teman.Â
Saatnya kita berbakti, berwelas asih, menyayangi sepenuh hati pada mereka. Hal yang bisa dilakukan, mengingat kasih sayang yang ia berikan. Tidak akan sebanding dengan apapun, kasih sayang yang tak pernah bisa terbalas. Cateettt.
Lantas bagaimana kewajiban kita sebagai seorang Anak? Berbaktikah atau justru..
Menghindar atau menolak untuk merawat mereka. Saling lempar bola kesana lemari antar saudara, untuk menentukan siapakah yang paling bertanggungjawab dalam merawat. Ehhh, solusi menitipkan ke panti jompo jadi kesepakatan bersama ujungnya.
Atau perilaku yang amat kejam yakni tidak memperdulikan sama sekali. Membiarkan mereka terkapar, terlantar tanpa ada yang mengurus! MENYEDIHKAN DI USIA TUA KARENA ANAK TIDAK PUNYA HATI. Miris.
Sungguh terlalu, teman. Ingat Tuhan, ingat hukum karma akan bisa saja berlaku. TUHAN akan membalasnya, karena durhaka.
Menjaga Mereka adalah Sebuah Amanah Besar dan Tindakan Mulia
Menghadapi orang tua yang beranjak lanjut usia (lansia). Pikun merupakan ciri utama yang sering dijumpai. Dengan perubahan yang sedikit memancing kedewasaan berpikir.
Hampir serupa dengan psikologi anak-anak, ngambek, marah-marah, bawel dan terkadang sukar tuk dimengerti. Belum lagi dengan kesehatan dan pantangan yang mesti kita jaga.
Hups, membutuhkan kesabaran penuh toh. Anggap saja beginilah kita dahulu, saat kita berusia anak-anak yang pernah mereka rawat.Â
Sabar adalah kunci utama dalam bakti kita pada orang tua yang telah lansia. Dan buang jauh pikiran negativ, orang tua yang lansia adalah beban. Tapi jadikan sebagai bakti mulia yang wajib kita laksanakan.
Jika prinsip ini sudah tertanam, merawat dan menjaga mereka. Maka, kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri dapat dirasakan lho. Bukan hanya pahala yang didapati, tapi apa itu makna sebuah kemuliaan.
Masalah yang dijumpai pada orangtua yang lansia. Berdasarkan pengalaman sendiri, dari orangtua sendiri. Adalah kesehatan mereka yang rentan sakit-sakitan.
Demam, tekanan darah tinggi/rendah dan macam-macam penyakit. Bisa saja datang. Membuat kekhawatiran, sekaligus pantangan yang dapat memicu penyakit perlu disadari.
Ngeyel, sudah barang pasti kan pada dilarang, ditegur, disarani. Tapi masih nggak diamini. Justru kita yang kena semprot, balik dimarahi. Hal biasa teman.
Jangab dikerasin, biarkan. Justru inilah tantangan versi saya. Alat penguji kesabaran, kategori lulus atau tidak. Dengan merawatnya.
Prinsip, selagi tidur nyenyak, makan lahap, terserah mau apa sih orangtua ingin lakukan, pokoknya dukung. Daripada selalu dilarang, sing penting mereka tidak kecewa kan.Â
Simple walau terkesan subyektif, bagi saya yang punya orangtua lansia, bagaimana dengan kalian?
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI