Bijak dalam hal ini sangat penting dimiliki pengguna media sosial. Untuk menghindari dampak yang ditimbulkan bagi pengguna sosial lainnya. Berangkat dari unggahan, status, postingan yang kerap menuai dampak luas ditimbulkan dari konten yang diunggah.Â
Dimaklumi +62 yang dikenal dengan pengguna media sosial yang fantatis di dunia serta warganet/netizen yang terkenal barbar, miris. Karena berkonotasi negatif secara bijaknya dalam penggunaan media sosial itu sendiri. Banyak kasus terjadi keselapahaman orang lain dalam mememahami konten yang dibuat berujung tidak bagi yang lain merespon.Â
Buruknya sudah barang tentu, terlebih hanya mengejar motif tertentu mengeruk keuntungan dalam postingan. Ya sewajarkan yang penting beradab bersosialita itu lebih penting daripada hanya sekedar untuk viral atau pansos.
Cerdas dalam menyikapi konten
Selain diharapkan bijak bermedia sosial, cerdas dalam menyikapi seliweran konten pun mesti dimiliki para pengguna media sosial. Hal ini terkadang dapat disimak postingan warganet dalam bahasa sekaran 'Baperan' atau sekedar share dan koment tanpa melihat duduk perkara dari apa yang dilihat didalam postingan.
Ini juga kurang baik berdampak pada sisi persepsi publik yang terkadang ikut-ikutan tanpa melihat sabab musabab. Sehingga terjadi sesuatu yang tidak dinginkan akibat daya saring dari konten yang dikonsumsi serta tidak cerdas menyikapinya. Apalagi membantu membagikan konten kurang baik baik tersebut bagi yang lain, ya semakin viral lah kesapalapahaman yang terebntuk di publik kan.
Penutup; Mari bijak bermedia sosial dan cerdas menyikapi konten. Dan menebarkan kebaikan antar sesama, yang bermanfaat, menghibur, perekat persaudaraan, dan kritik yang membangun.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H