Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Punya Bisnis Sendiri, Kenapa Mesti Gengsi?

13 Maret 2021   09:04 Diperbarui: 21 Maret 2021   17:17 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: eritazurahmi.com
Sumber: eritazurahmi.com
Untuk itu, sekecil apapun usaha yang kita bangun, kita lah yang menjadi bos tertinggi dalam usaha itu. Mau maju atau mundur pun kita lah yang akan menentukan.

Ketiga, keuntungan atau laba. Semakin berhasil kita membangun usaha kita, semakin gesit kita berusaha. Masalah keuntungan jelas menjadi milik sendiri.

Tanpa harus pusing tujuh keliling, berpikir timbang sana dan timbang sini. Berkaitan dengan persentase laba, termasuk risiko kerugian yang ditanggung sendiri.

Jangan malu dengan ssaha sendiri. Malu atau gengsi versi "awamologi" buang jauh-jauh ke laut, hari gini masih malu, apa kata dunia?

Realita sekarang budaya malu justru tidak tepat dialamatkan pada generasi rebahan. Kalau malu, mestinya malu dong kalau harus berpangku tangan terus. Belum lagi budaya gengsi yang sering menghampiri, semisal gengsi kalau jenis usahanya tidak menarik, gengsi bermodalkan pas-pasan (harus modal besar), gengsi karena strata (pendidikan), dan gengsi yang lainnya.

Persoalan seperti itu bisa menjadi kendala bahkan masalah di setiap akan memulai usaha sendiri.  Menurutku apapun usaha kita, sing penting tidak berpangkutangan dan malas-malasan, itu merupakan orang yang hebat.

Dari paparan talkshow yang saya tonton, ada beberapa poin penting yang dapat disimak dan diambil buat kita yang baru pemula dalam merintis jalan usaha. Setidaknya 3 hal yang penulis simak, antara lain:

Pertama, kompetensi
Dalam konteks ini yang terpenting memahami latar belakang kita, yakni keahlian dan keterampilan yang kita miliki, ini bisa bakat dan hobi kita.

Upaya mengenali kompetensi ini sudah barang tentu titik utama untuk berbisnis. Setidaknya modal dasar sudah ada pada diri kita, tinggal diasah lagi dengan berbagai cara supaya lebih tajam dan bersinar. Misalnya keahlian dan keterampilan di bidang masak-masakan. Maka latihlah keahlian tersebut. Nyatanya kan sudah banyak loh pengusaha sukses berangkat dari hobi dan bakat.

Kedua, pangsa pasar
Kecenderungan pasar yang dinamis, berubah-berubah seiring perkembangan zaman. Mau tidak mau bagi semua orang mustinya mengikuti alur tersebut.

Jika tidak mau ketinggalan ketatnya kompetisi. Ya, inovasi dan kreativitas sangat dituntut agar tetap bertahan dan tidak dilindas putaran atau pusaran persaingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun