Sistem. Kebijakan/sistem tempat bekerja yang tidak menentu alias serampangan terkadang juga mempenharuhi loh. Misalnya fungsi manajemen yang tidak singkron. Reward dan funishmen yang melempen. Saya kerja mati-matian, yang ono nyantai aja, tapi honor sama saja ya, Â penghargaan nggak ada sama sekali. Misalnya.
Hubungan tempat kerja. Lingkungan yang tidak kondusif, tidak harmonis. Baik sesama rekan kerja, dengan bawahan atau atasan juga cenderung membuat suntuk, boro-boro cepat resign deh.
Pengharapan dan Keluarga. Mengapa pengharapan, bagi teman-teman yang honor kerap kali perasaan ini sering mengganggu, ada nggak ya pengangkatan, lama-lama honor diangkat tida ya. Ada tidak jenjang harapan dalam pengabdian. Begitupun dengan keluarga, apalagi seorang suami acapkali permasalahn kebutuhan keluarga membuat kepala pusing seribu keliling agar dapur mengepul anak bisa sekolah tinggi, nafkah lain mesti tercukupi, entahlah.
Prihal yang seperti inilah terkadang mempengaruhi seseorang untuk membuat sebuah pilihan 'Bertahan atau Resign'. Ya Resign adalah pilihan bukan!
Namun dalam hal ini ada dua hal yang harus menjadi pertimbangan saat ketuk palu Resign teman. Yakni sudut timbang rasa dan timbang pikir agar tidak menyesal dikemudian hari loh.
Timbang Rasa dan Timbang Pikir Ketika Resign
Timbang Rasa. Mengapa harus timbang rasa? Pertimbangan rasa saat memutuskan atau menentukan pilihan resign itu penting. Besar kemungkinan pilihan yang diambil tidak semua muncul dari diri kita sendiri tapi karena adanya masukan dari orang-orang terdekat disekitar kita.
Keterlibatan orang lain yakni pendapat orang lain seperti teman, karib kerabat, orangtua, pacar, istri/suami, keluarga bahkan atasan sendiri erat untuk dipertimbangkan bila ingin memutuskan resign.
Timbang rasa disini secara adab sangat penting untuk kita. Karena terlalu dini tanpa melihat konsekuensi yang menyertai pilihan justru menjadi sumber persoalan yan baru kan.
Karena istri/suami tidak tahu, orangtua tidak diberitahu, atasan tidak dikhabari sebelumnya, bisa jadi perasaan orang lain menjadi terluka karena ulah kita. Baiknya diskusikan dulu kan.
Dan ketika meminta saran atau disarani, dengarlah sebaik mungkin, barangkali ini bentuk simpati/empati mereka. Karena semakin banyak pendapat diterima semakin baik tuk memutuskan sesuatu pilihan.Â