Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kritik Buya Hamka dalam Novel "Angkatan Baru" kepada Pemuda Berpendidikan Tinggi

14 Februari 2021   14:42 Diperbarui: 14 Februari 2021   15:51 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila dihubungkan pada dunia pendidikan saat ini, menurutku kritik Buya dalam novel ini sepertinya jelas adanya, terjadi hingga sekarang. Karakter generasi semakin anjlok, menuju degradasi moral maupun mental yang semakin parah.

Yang mana sedikit para pemuda yang berpendidikan tinggi kita yang ikhlas tuk mencurahkan kecakapan ia miliki secara totalitas untuk kepentingan bersama, dan cenderung  bermental materialistik.  Mempengaruhi panggilan hati untuk membenah pertiwi.

Dan beranggapan, strata pendidikan tinggi sangatlah tidak pantas melakukan sesuatu yang sia-sia yang tidak punya nilai untung rugi dalam pandangab modernitas dengan ukuran materi sebagai standar kecakapan ilmu, menyisihkan sisi manusiawi.

Serta membuang jauh tradisi mulia leluhur sebagai kebodohan/kekolotan. Padahal, bisa dianggap tidak semua nilai-nilai budaya bangsa ini naif bukan. Anggap saja, budaya luhur bangsa yang kita miliki, ciri otentik yang khas yang tidak dimiliki bangsa lain. 

Meskipun, ada beberapa tradisi yang juga harus kita jauhi, namun tidak seluruhnya budaya kita kolot bin primitiv. Salah satu tradisi moralitas bin etika warisan leluhur ada yang mesti dipertahan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Sekilas Cerita Novel "Angkatan Baru"

Berkisah pada sosok perempuan bernama Syamsiar. Selain itu ada tokoh lain yang juga diceritakan, Rohani, Hasan dan Syamsudin. Namun sosok Syamsiar lebih dominan diceritakan dalam alur cerita.

Di novel ini yang terdiri dari tujuh chafter/bab/bagian. Mengupas si Syamsiar. Pada bagian pertama berjudul Pulang Kampung, kedua Bunga Mekar, ketiga Pemuda Harapan Bangsa, keempat Mendirikan Rumah Tangga, kelima Penyakit Cinta, keenam ketahuan, ketujuh Yang Dikejar Tak dapat, yang Digendong Bercerai.

Setelah menyelsaikan pendidikannya, diploma. Syamsiar pulang kampung halaman tinggal bersama dengan orang tuanya. Sangat banggalah ibu dan bapak, ninik mamak serta keluarga besar atas gelar yang disandang si Syamsiar.

Yang mana diketahui, Syamsiar salah satu wanita yang beruntung dapat bersekolah tinggi mengenyam pendidikan. Sehingga membuat keluarga sangat menyanjung dan menghormati sang anak dan kemenakan.

Prilaku keluarga juga sangat mengistimewakan Syamsiar. Syamsiar adalah kebanggaan. Alim, keluaran sekolah tinggi, diploma. Sehingga aktivitas yang biasa dilakukan orang kampung, khusus untuk perempuan tidak pula dibiarkan. Seperti memasak, membersihkan rumah maupun mencuci baju sendiri, ia tidak diperkenakan melakukan sendiri. Syamsiar bak menjadi ratu kemulian dalam keluarganya. Bak gunung ia dipandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun