Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Novel "Atheis" Karya Achdiat K Mihardja

18 Januari 2021   09:05 Diperbarui: 18 Januari 2021   09:08 3114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doa Ku Tuhan
wahai sang pencipta alam ini, jadikanlah aku sebagai perpanjangan tanganMu.

bila luka dan patah karena kecewa, kuingin butiran embun pagi menyembuhkannya.

jika marah dan benci selimuti diriku, kuingin rasa cinta sebagai peredam kecamuk api yang bersemayam.

bila ada keraguan dalam langkah, kuingin ada kepastian akan keinginan.

jika dirundung keputusasaan, kuingin senoktah harap selalu ada.

ku tak ingin kegelapan kegelapan tanpa ada sinar cahaya.

Sekilas Novel Atheis

Sastra klasik ini diterbitkan PT Balai Pustaka, Jakarta 2009. Ditulis oleh Achdiat K. Mihardja. Penulis yang telah menggoreskan penannya pada era sebelum dan sesudah kemerdekaan Republik ini.

Karya sastra ini telah dicetak pertama kali pada tahun 1949. Dan memiliki pelajaran yang dapat dipetik dari membaca kisah dalam buku ini. Setidaknya mengisahkan pergumulutan batin anak manusia tentang Tuhan.

Tuhan merupakan tema penting dalam sejarah kesadaran manusia, dalam upaya menemukan Tuhan yang benar-benar bermakna dan relevan bagi hidup mereka.

Keraguan manusia pada eksistensi Tuhan dan keberadaan Agama dipertanyakan. Dengan pendirian rasional bahwa Tuhan adalah hasil pemikiran manusia itu sendiri. Tuhan bagi mereka adalah kekuatan diri sendiri dan teknologi yang mesti diyakini, jelas kongkrit.

Dalam novel Atheis ini. Mengangkat perjalanan hidup Hasan yang menjadi tokoh utama yang diceritakan. Selain peran Kartini, Rusli dan Anwar. Namun, seiring waktu keyakinan Hasan mengalami suatu perubahan ketika bersua dengan Kartini, Rusli dan Anwar. Keyakinan agama yang kental, bergeser pada keyakinan Atheis.

Ekstase Mistis Cinta
nikmatilah, alam bersemak liar dan belukar. curamnya lembah-lembah lereng perbukitan. dihamparan rerumputan dan pepohonan menjulang. hijau tumbuh mekar dan layu terus berganti. tenangnya air danau membiru dan sungai yang mengalir.

lihatlah, sang surya terbit lalu terbenam. awan awan yang berarak. burung-burung terbang. dan bintang bintang berkelap kelip lalu menghilang dalam peraduan.

diam, menyendirilah dalam sepi, mematung di puncak pendakian dan lurah yang dilalui. lereng lereng yang dijalani.

dengarlah, tetesan embun di tengah malam, desahan bayu mendayu basah. mencekam pada larut malam. bunyi jangkrik dan katak yang sahut bersahutan.

Pergolakan Batin Hasan.

Hasan seakan tak mampu mempertahankan keyakinan, dan dipengaruhi dogma pemikiran ketiga orang tersebut. Yang membuat Hasan kebimbangan akan Tuhan dan Agama yang diyakini.

Perdebatan antara mereka, Hasan tak mampu membantah logika yang dilontarkan oleh Rusli bahwa kejumudan akan ketuhanan serta fakta sosial membuat manusia jatuh ke dalam ketertinggalan karena dogma agama itu sendiri.

Serta pemikiran seorang Anwar, bahwa manusia merupakan Tuhan akan dirinya sendiri. Manusia adalah Tuhan.

Pada akhirnya berhasil membuat Hasan berubah. Goyah akan keyakinan yang selama ini dipegang. Yang tak mampu ia utarakan kepada mereka, dan tergilas pada pemahaman baru yang ia yakini dari teman-temannya.

Asyiknya, dalam novel ini bernuansa masa-masa perjuangan, masa pergolakan politik kemerdekaan dan masuk berbagai pemahaman baru dari luar yang mempengaruhi para generasi muda di zaman itu.

Roman cinta, religi, perjuangan dan intimidasi bangsa penjajah mewarnai alur cerita. Alur yang apik disuguhkan dalam novel ini.

Kesan sedihnya, pergolakan batin Hasan akan keyakinan baru memancing keributan pada Ayahnya, yang diketahui sebagai orang yang sangat taat pada agama. 

Dan berujung jatuh sakitnya orang tua Hasan hingga meninggal dunia. Dan Hasan  tidak dianggap lagi sebagai keluarga, putusnya ikatan keluaraga anak dan orang tua.

Perceraian dengan Istri yaitu Kartini juga memberikan kesan menarik prihal hubungan suami istri. Hubungan yang selama ini dicendrungi rasa cemburh/curiga serta kekerasan dalam rumah tangga. Anatara Hasan dan Kartini.

Dan ending novel kematian Hasan yang mati ditembak tentara Jepang. Yang dicurigai sebagai mata-mata yang kontra dengan pemerintahan penjajah saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun