Mengutip pernyataan Irwan Saputra Ketua Komisi Pemilihan Umum(KPU) Bengkulu pada tanggal 9 Juni 2020 yang dimuat oleh media BeritaSatu.com. Yang berjudul "KPU Bengkulu Siap Laksanakan Pilgub dan Pilbup 9 Desember 2020.
Irwan Saputra mengatakan, pihaknya siap menyelenggarakan pilkada yakni pemilihan gubernur (pilgub) dan pemilihan bupati (pilbup) daerah ini pada tanggal 9 Desember 2020. Yang terdiri dari delapan kabupaten di Bengkulu ikut dalam pilkada tahun ini.
Mengingat waktu saat ini, tidak terasa seminggu kurang lebih, tanggal 9 Desember 2020 pasti tiba. Momen penting bagi masyarakat Bengkulu untuk menggunakan hak suara ke TPS dalam menentukan calon pemimpin di daerah. Dan untuk calon gubernur maupun calon bupati beserta para tim suksesnya, seperti dag dig dug rasanya.
Jika merujuk kalender, maka pelaksanaan pilkada jatuh pada hari rabu minggu depan. Â Nah, waktu yang ditunggu buat masyarakat maupun paslon itu sendiri. Memilih atau golput adalah prihal privasi pemilih. Namun, rasa rugi dong untuk tidak menggunakan hak pilih, kalau memang ingin melihat sebuah perubahan, ya mestinya hak suara digunakan to! Bukan ngedumel sepanjang masa sih.
Tapi sebenarnya dalam tulisan ini tidak membahas tentang pilkada dalam konteks hiruk pikuknya. Dan tidak menjadi ahli ramal buat mereka, hanya tertarik untuk membahas sesuatu yang menarik jika mereka terpilih nanti. Yaitu istilah 'Katak Api Permasalahan dan Gerbong Kereta Api'.
Katak dan Gerbong Kereta Api
Istilah ini mengingatkan saya pada tahun 2010 silam. Yang mana waktu itu saya mengikuti kegiatan yang dilakasanaknan oleh Dinas Tranmigrasi Kabupaten tempat tinggal saya. Yaitu dalam rangka membina keakraban antara penduduk lokal dengan tranmigrans dari pulau Jawa yang baru tiba.
Berbagai materi pun disampaikan oleh tutor berhubungan dengan prilaku sosial, interaksi, tata krama, budaya maupun tepa slira antara penduduk local dan tranmigrans. Semoga terciptanya kerukunan, saling hormat menghormati dan dapat bekerjasama satu sama lain dengan baik. Dan sampai saat ini terbukti tidak ada konflik apapun, akur-akur wae antara Rejang atau Jawa adalah saudara di Desa ku.
Menariknya juga sampai terkenang saat ini dari tutor yaitu cara menyampaikan materi. Yakni dengan dua cara. Pertama menggambarkan karikatur di papan tulis. Kedua dengan bentuk permainan seru yang mengandung unsur menarik sesuai dengan maksud kegiatan ini.
Misalnya dalam permainan kesan terdapat nilai kebersamaan, kekompakan, kerjasama, kekeluargaan, tanggungjawab menjadi point penting dalam bermain. Seperti istilah Outbond 'team and karakter building'.
Sedangkan penggunaan karikatur. Tutor mengambar dua gambar sebagai materi buat kami sebagai peserta kegiatan.
Katak dan Api Permasalahan
Sedangkan penggunaan karikatur. Tutor menggambar dua gambar. Pertama ada tiga gambar katak di dalam tiga tabung berisi air dan dibawahnya ada api kecil yang menyala. Seekor Katak diumpamakan kita, air adalah lingkungan dan api adalah suatu permasalahan.
Pada katak pertama dia mulai merasakan ada perubahan pada air, dan akhirnya cepat melompat dari tabung itu. Pada katak kedua mulai merasakan sedikit demi sedikit air semakin tidak tentu rasanya, dan akhir melompat juga. Ada apa, nih!Namun pada katak ketiga, karena airnya hangat kuku serasa enak, akhir kebablasan. Bahwa air telah mendidih dan sangat panas, air pun semakin surut, dan tewaslah sang katak. Terjebak pada tabung yang berisi air panas, dan tidak sempat untuk melompat lagi.
Intinya kata tutor, jika ada bayang bayang permasalahan dilingkungan kita segeralah selesaikan secara cepat, baik, dan tepat dan jangan menunggu permasalahan semakin besar, dan berakibat tidak baik buat kita.
Pada karikatur yang kedua, tutor membuat sebuah gambar kereta api.
Gerbong Kereta Api
Di dalam gambarnya ia menggambar Gerbong, rel, masinis disertai para kondektur. Dalam penjelasanya, bahwa kereta api di ibaratkan sebagai kelompok atau komunitas. Rel adalah jalan yang mesti ditempuh. Gerbong adalah bagian dari unit/anggota masyarakat. Dan masinis adalah ketuanya, dan kondektur anggota yang siap membantu sang masinis.
Nah lanjut, apabila perjalanan kereta api mengindahkan jalur rel bisa berbahaya dalam melaju. Apabila ada rel rusak mesti diperbaiki atau diganti segera, supaya lancar tuk melaju. Dan apabila ada gerbong yang rusak, ya diperbaiki, tidak bisa diperbaiki ya dibuang daripada menghambat perjalanan.
Perumpamaan katak dan kereta api ini, inilah adalah contoh sosial di lingkungan katanya. Sing penting adalah kerjasama demi kemajuan bersama. Jadi Pemimpin yang terpilih nanti dalam pilkada tanggal 9 nanti, dapat merujuk hal ini, kan! Ahay.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI