Nah! Karena kita rakyat adalah penting dalam menentukan mereka terpilih. Wajib dong kita menjadi sosok orang penting walau sesaat. Dicari cari seperti mencari obat tuk pasien.
Dinamisnya Politik
Hingar bingar kontestasi politik daerah menjelang pilkada merupakan kelaziman dalam merebut simpati rakyat. Ragam cara lumrah tuk dilakukan. Agar terpilih menduduki hirarki tertinggi didaerah. Yaitu tampuk kepemimpinan.
Dalam dagelan politis, yang akan menjadi kepala daerah adalah orang maju ke bursa kontestasi itu, atau suara terbanyak diantara mereka para calon?
Yang mesti digarisbawahi dalam hal ini, biasanya dalam kontestasi akan terbentuk berbagai kubu dalam masyarakat yang berbeda akan pilihan.
Terkadang menimbulkan pergesekan antar pendukung dari hulu sampai dengan hilir. Yang berujung gejolak sosial, apabila kontes politik dibangun dengan paradigma pragmatis dalam artian sempit memahaminya.
Khususnya buat masyarakat yang masih belum 'mlek' politik. Menjadi imbasnya sebagai kuda tunggangan semata. Nah, kita rakyat harus cerdas kan!
Dinamisnya politik bukan merujuk pada kata salah dan benar. Namun, bertujuan tuk menang dan kalah. Dengan ragam cara bersifat persuasif, pembentukan opini bahkan mobilisasi massa. Jual beli janji disertai transaksi posisi. Dan Tak jarang money oriented adalah senjata mutakhir untuk menang, kan!.
Jika hanya menitik kata benar atau salah, maka terlalu banyak runut materi yang akan jadi bahasan. Sudut pandang, referensi, kaidah kesusilaan dan Standar ideal, seharusnya versi kita. Mungkin standar ganda akan penilaian politik menuai pro dan kontra.
Alih-alih mahkamah konstitusi nantinya akan menjadi bimbang jika semua keluhan sengketa dikabulkan. Dan tak ada lagi yang mau menjadi penyelenggara.
Nah, menjadi catatan penting selagi tahapan dalam kontes besar ini dilakukan seiring dengan aturan yang ditetapkan. Penyelenggara harus punya nyali berhadapan akan kemungkinan, nantinya?