Pertama, jangan memilah milih terhadap anak didik. Yang pintar disanjung, yang mengalami kekurangan di kucilkan. Dalam artian "anak kandung dan anak tiri". Yang memberikan stigma kurang baik. Siapa yang dekat dengan si 'guru' pasti nilainya bagus, hehehe.
Kedua, jangan memaksakan cara kita agar dipahami anak didik, tapi belajarlah memahami pola mereka dalam belajar. Hal ini kita dituntut untuk lebih kreatif, bukan hanya tataran belajar, tapi proses belajar, yaitu metode pembelajaran yang asyik.
Ketiga, Jangan bersifat teoritis saja dalam pembelajaran yang dikenal CBSA (catat buku sampai abis), namun nilai praktik, khususnya teladan pendidik untuk merangsang siswa dalam bertindak dengan memberikan contoh yang terbaik. Sekali kesalahan pendidik terlihat oleh peserta didik, nilai wibawa pun jatuh!
Keempat, Mendidiklah dengan sepenuh hati bukan separuh hati, karena mendidik adalah investasi buat mereka. Dengan memanusiakan manusia, kan.
Kelima, Dekatilah mereka dan jangan menjauhinya. Terkadang mereka perlu untuk dirangkul dan didengar. Betapa banyak permaslahan anak didik kerena kita tidak berusaha menyelami permasalahan yang komplek bagi mereka. Dan mereka sangat mengharapakan, ada sosok yang mendorong untuk berjalan, karena permasalahan anak-anak bervariasi, kan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H