Dalam hal ini, secara pribadi bukan artian bersifat "antipati" atau benci akan kemajuan teknologi yang semakin berkembang saat ini. Namun, bentuk kecemasan akan adanya dampak perubahan yang memberikan implikasi negatif, yang nanti berdampak buruk apabila keberlangsungan generasi nantinya.
Tanpa etika dan identitas diri, sebagai modal menatap masa depan yang dinamis dan kompetitif.
Mungkin, kita dapat melihat secara langsung pola interaksi dan komunikasi anak-anak di zaman sekarang, terkadang tanpa batas antara yang muda pada tua, murid dengan guru, anak dengan orangtua, serasa ada perubahan etika dalam berperilaku.
Apalagi dengan budaya di masyarakat, semakin merosotnya "regenarasi" dalam hal mewariskan budaya-budaya leluhur pada anak-anak. Sehingga dalam beberapa kegiatan yang masih direkatkan pada budaya, masih dilakoni para sesepuh, dan bagaimana jika mereka tiada lagi, masihkan budaya-budaya ini dilakukan?
Beberapa bulan yang lalu, saat berbincang dengan teman lama, yang kebetulan bertugas sebagai pengajar di suatu instansi pendidikan. Dia pun bercerita tentang anak-anak zaman sekarang, yang gandrung bermain game online, di saat memberikan materi pelajaran dan tentu itu membuat kesal seakan tidak diperhatikan.
Dan tingkat kreativitas anak-anak seakan stagnan dikarenakan konten-konten teknologi hanya bersifat konsumtif pada mereka, yang hanya menjadi komiditi pasar dalam dunia bisnis yang ada.
Untuk itu pungkasnya, semestinya ada beberapa hal yang dapat dilakukan dengan mengkolaborasi antara teknologi dengan budaya-budaya lokal dalam memberikan materi pelajaran agar lebih asyik.
Di antaranya dengan mengulang kembali permainan yang ada pada zaman dahulu, yang mulai langka di tengah gencarnya permainan gadget. Hal tersebut dapat dilihat, anak-anak seperti sibuk dengan dunia sendiri, berjam-jam bermain gadget tanpa adanya komunikasi di antara mereka, apalagi memperhatikan keadaan lingkungan.
Katanya, kita rindu dengan permainan yang ada di zaman kita, bermain engkrang, bermain gasing, bermain layang-layang dan sebagainya. Dan betapa asyiknya suasana itu, bersama-bersama bermain, membuat alat permainan, inilah salah bentuk pengembangan kreativitas, ujarnya. Pola pengembangan daya nalar dan keterampilan pada masa anak-anak.
Lebih lanjut, bahwa kemajuan tidak serta merta semua hal yang positif yang ada di masa dahulu, mesti untuk ditinggalkan, dan juga tidak semua yang ditawarkan oleh kemajuan harus diterima semuanya.
Inilah sisi-sisi yang mana boleh diambil dan tidak. Bahwa kemajuan adalah sebuah keharusan, bukan juga membencinya. Namun, kita yang harus bisa memilah akan hal itu.
Salam