Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Harapan Kami Sederhana, Hanya Kerja dan Amanah, Pak!

24 Oktober 2019   07:49 Diperbarui: 24 Oktober 2019   18:44 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sangka dan siapa bisa menduga, sesuatu yang diharapkan berakhir dengan sebuah rasa kekecewaan dan kata sesalan oleh segelintir orang. Pasca pengumuman komposisi menteri periode 2019-2024 Rabu kemarin.

Hal yang dialami para pendukung pada tataran "grass root" diberbagai daerah, disebabkan komposisi kabinet mendatang diisi oleh orang-orang yang tidak terduga. Walaupun komposisi tersebut jelas tersirat siapakah yang akan menduduki post-post kementrian, sayangnya pormasi apa yang diduduki masih menjadi sebuah pertanyaan buat public.

Namun, jawaban pertanyaan ini seperti telah terjawab ketika pengumuman pihak istana tentang ini sudah publis. Siapa-siapa mereka yang akan membantu Presiden dalam mengemban amanah dan pelaksana teknis pemerintahan jilid II ini.

Wajah baru ataupun wajah lama telah mengisi kursi-kursi kementrian, ada yang mewakili golongan professional, professional parpol, muda, tua, dan berbagai genre/latar belakang. Menariknya dalam komposisi yang dibentuk seperti terkesan dilematis buat sang punya kewenangan.

Hal ini sangat dimaklumi, kewajaran jika melihat dan mengamati dinamika politik selama ini tergolong "dingin-panas, mencemaskan". Belum lagi monuver-monuver yang dilakukan seperti menakutkan.

Di sisi lain ada positivnya, dalam kontestasi pemilu tahun ini memberikan tingkat kenaikan jumlah partisipasi pemilih di berbagai daerah. Khususnya keikutsertaan pemilih dalam menggunakan hak suara. Rasa-rasa tidak menggunakan hak suara seakan terasa kerugian besar.  Dilain sisi pileg tidak semenarik pilpres, pilpres memilki daya tarik cukup besar dalam menekan angka golput dari masyarakat.

Dan mebentuk dua kelompok besar dengan symbol 01 atau 02, yang seperti serdadu-serdadu yang siap untuk bertempur. Pasalnya, adu mulut, adu narasi bahkan taruhan bahkan terjadi. Tak jarang ada yang menjadikan kontes politik lima tahun sekali, dijadikan ajang perjudian.

Dihiasi juga dengan tingkat netralitas di sebagian unit-unit pemerintahan sangat dipertanyakan. Bahkan menjadi basis-basis, sumber pematik api untuk dikobar-kobarkan  biar semakin menjalar.

Fenomena-fenomena seperti dapat dirasakan langsung di tataran akar rumput. Dan menjadi pertanyaan bagaimana? dengan para punggawa-punggawa yang diatas, ya mungkin lebih memiliki irama dan warna yang tajam! Setajam pedang Damaskus dari Suria yang terkenal yang mampu membelah baja, dan segarang Banteng gila yang membabi buta pada siapa yang menghalang.

nomantis.com
nomantis.com
Buat Kecebong dan Kampret, Kita Akar Rumput, Sudahlah 

Kata-kata yang disampaikan presiden terpilih pasca diumumkan oleh KPU, mengsiyaratkan pesan damai buat seluruh rakyat. Mari kita akhiri persetruan, pergesekan selama ini. Tidak ada Jokowi lovers ataupun Prabowo lovers. Kita Indonesia.

Walau kekecewaan jelas ada, dan seperti membekas disebagian orang. Faktanya, Pak Prabowo telah masuk dalam jajaran pemerintahan. Dan menjadi pembantu presiden untuk membangun bangsa ini.

Terlepas berbagasi spekulasi anasir politik yang berkembang dengan persepsi bermacam-macam, yang jelas inilah politik. Dinamisnya politik, tidak bisa ditebak dan selalu punya roman sendiri. Tidak ada yang berwarna hitam ataupun putih, hanya bewarna keabu-abuan.

Dalam pepatah lama "orang makan nangkahnya", kita dapat getahnya". Sangat relevan buat Prabowo lovers ataupun  Jokowi lovers yang masih eksis di jagad maya dan masyarakat, Stop, gontok-gontokan karena Ini drama telenovela. Aktor-aktor yang  dipuja dan yang dibenci telah berangkulan satu sama lain, tertawa dalam menikmati segelas kopi hitam.

pixabay.com
pixabay.com
Harapan Untuk Mereka adalah Amanah

Manusia seringkali ingin mendapatkan yang lebih dari yang seharusnya, namun enggan untuk lebih bertanggung jawab, seperti misalnya keinginan manusia akan berbagai status dalam hidupnya. Ada macam-macam status yang diinginkan manusia. Namun yang justru seringkali terjadi adalah, bahwa dalam setiap status terkandung kewajiban dan tanggung jawab.

Sisi ini sering diabaikan oleh orang-orang  yang memburu status. Orang mau status dan hak-haknya, tetapi tidak mampu menanggung kewajiban dan tanggung jawab yang ada di dalamnya. Betapa banyak orang  menginginkan kedudukan tinggi dan gaji dan upah yang tinggi, tetapi tidak mau menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya dengan baik.

Kalau semua orang ingin statusnya tetapi tidak mau kewajiban dan tanggungjawabnya, apa yang bakal terjadi? Dapatkah kita bayangkan, Apa yang akan terjadi jika suatu kehidupan ini tanpa ada satupun manusia yang mestinya bertanggungjawab?

Secara obyektif menyerahkan suatu tugas kepada orang yang tidak bertanggung jawab memang mengundang kegagalan. Seseoarang bertanya kepada Rasulullah SAW kapan terjadi kiamat. Beliau menjawab:" apabila hilangnya amanah, tunggulah kiamat." Orang tadi bertanya lagi: "bagaimana hilangnya amanah itu? Rasulullah menjelaskan: Artinya: Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tunggulah kiamat".(H.R Bukhari).

Terhadap diri kita sendiri sekalipun kita punya hak sekaligus sebagai kewajiban dan tanggung jawab. Rasululah  bersabda: "Sesungguhnya ada bagi dirimu (kewajiban menunaikan ) hak dan bagi jasadmu bagimu (kewajiban memenuhi) hak". (H.R Bukhari).

Dalam sebuah lirik lagu Iwan Fals "yang terlupakan", mungkin dapat dijadikan sebagai kontemplasi akan suatu keinginan. Berubah  bentuk,  warna, level, strata, identitas, status dan sebagainya adalah penting dan manusiawi, tetapi tidak melupakan esensinya  yaitu komitmen dan konsistensi akan yang diemban.

"Mau memakan nangkanya, tanpa mau kenah getahnya atau orang makan nangkanya kita dapat getahnya"

Dalam istilah Inggris The Right Man In The Place (orang yang tepat pada posisi yang tepat). Karena Hak ialah sesuatu yang semestinya kita peroleh atau dapatkan. Sedangkan kewajiban ialah sesuatu yang semestinya kita penuhi dan tunaikan.

Pelakasanaan dan pemenuhan kewajiban merupakan tanggung jawab artinya tanggung jawab ialah pemenuhan dan pelaksananan hak serta kewajiban sesuai dasar, kriteria, tatanan dan tuntunan yang ada dengan segala hasil resiko yang mungkin dalam proses pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Dalam Pepatah Lama "lancang kuning berlayar banyak, haluan tertuju ke laut dalam, kalau nakhoda kurang bijak, alamat kapal akan jatuh tenggelam.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun