Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Hoaks dan Sengkuni adalah Petaka Kita

8 Juli 2019   08:08 Diperbarui: 8 Juli 2019   08:20 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sisi ini tidak bisa dipungkiri dan banyak terjadi. Walau kemarin Presiden yang terpilih telah diumumkan oleh MK maupun KPU. Benih-benih kebencian seperti sukar untuk dihilangkan. Membekas berubah menjadi kebencian. Tidak bisa menerima keputusan tersebut.  Menolak legitimasi tersebut.

Kekesalan, kemarahan disertai lontaran ujar yang tidak layak. Penuh dengan kebencian. Masih terdengar bahkan masih terbaca di berbagai media. Khususnya media social saat ini. "anggap saja aku tidak memiliki presiden saat ini, karena mereka curang" suatu terlintas di mata. Ketika membuka halaman salah satu media. Kemarin.

Tensi ini dilatar belakangi dengan berbagai indicator "pemantik" pergolakan di masyarakat. Dalam hal ini. Ada dua indicator terpenting pemicu terjadinya skat yang terjadi. Yang memiliki sumbangsih besar dari panasnya dinamika politik ditahun ini. Pencetus perbedaan yang mencolok dan mencemaskan.

Bahaya Hoaks

Menurut Profesor Reynald Kasali yang saya kutip dalam acara ILC di TVone "Hoaks bukan hanya membodohi masyarakat awan tapi terkadang membodohi orang-orang cerdas".  Apalagi masyarakat awam.

Ketika informasi yang beredar dengan narasi seputar kemiskinan, pendidikan, unsur keyakinan dikemas apik sedemikian rupa. Tanpa bukti dan tidak bertanggung jawab.  Maka, akan ada terbentuk suatu opini cenderung  menimbulkan plesetan akan kebenaran. "maindsage" pembodohan massal.

Dan cenderung menimbulkan fanatis identitas, dalam hal ini kebablasan akan figure yang  di idolakan. Buruknya, pemikiran ini telah tertanam pada s

Hoaks dan Sengkuni adalah Petaka Kita

Pemilu 2019 adalah wajah baru dalam perjalanan Demokrasi di tanah air. Yaitu pemilu serentak antara Pileg dan Pilpres. Perang gagasan sampai dengan perang urat syaraf dilakukan. Bahkan gontok-gontokan di tingkat akar rumput pun terjadi.

Beda pilihan seakan memberikan batasan antara dua kelompok yang pro dan kontra. Saling benar dan saling menyalahkan satu sama lain. Dimanapun, topic perbincangan selalu dibumbuhi tentang seputar Politik Nasional. Di kedai kopi, tempat hajatan, perkantoran, pos ronda bahkan melayat korban musibah pun masih jadi bahan perbincangan.

Menariknya pembicaraan seputar "Pileg" kurang menarik dibandingkan dengan "Pilpres. Pilpres 2019 seakan memberikan magnet positif dan negativ.  Membawa semua orang seakan ikut berperan serta mensukseskan sang calon idaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun