Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rujukan tuk Sang Calon Serjana

26 Juni 2019   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2019   11:50 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan dibangku perkuliahaan sangat-lah melelahkan. Berbagai rutinitas dalam proses akademis seakan tidak kunjung usai. Semakin tinggi semester yang telah ditempuh semakin berat beban tugas yang harus dikerjakan. 

Idealnya dalam proses perkuliahan minimal berakhir dalam kurun waktu delapan semester yaitu empat tahun. Khususnya untuk jenjang srata satu (S1). Walau ada yang tamat tiga tahun setengah dibawah angka tersebut.

Berbagai asam manis tidak luput dirasakan. Bosan, marah, kesal, kecewa dan bahagia. Dengan berbagai pengalaman berakhir dengan sebuah titik perjuangan yang dipersembahkan yaitu 'Skripsi'. Karya ilmiah buah tangan dan pemikiran mahasiswa dalam mendapati gelar keserjanaan-nya.

Walaupun panjang perjalanan yang ditempuh terkadang berbagai kegagalan didapati. Bahkan betapa banyak teman-teman seperjuangan gugur pada tahap ini. Dengan berbagai argumen disampaikan. Habis biaya-lah, urusan keluarga yang pelik-lah dan hilang tidak punya berita dimana rimbanya.

Bersyukurlah bagi teman-teman yang berhasil sampai dengan tahap yang terakhir. Walaupun harus tertatih-tatih, harus cuti dulu dan menambah jumlah semester ideal. 

Tamat dengan semester diatas angka ideal, empat tahun menjadi lima atau delapan tahun batas maksimal yang telah ditentukan. Sing penting tujuan yang diharapkan tercapai. Seperti petuah orang tua dahulu 'sekali pedang telah terancung pantanglah pedang kembali pada sarung'. Artinya, perjuangan harus finis dan berbuah hasil.

Hal ini sangat relevan dengan teori Paul G Stoltz dalam penemuannya (AQ, Adversity Quotient). Timbul sebuah pertanyaan apakah AQ itu?. AQ adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan bertahan hidup. Dengan AQ, seseorang bagai diukur kemampuannya dalam mengatasi setiap persoalan hidup untuk tidak berputus asa.

Stoltz dalam hal ini membagi tiga tipe manusia;

  • Quitters (mereka yang berhenti). Orang jenis ini berhenti di tengah proses pendakian, gampang putus asa dan mudah menyerah.
  • Campers (pekemah). Tidak mencapai puncak, sudah puas dengan yang telah dicapai. Ucapan mereka 'segini sajalah, sudah cukup'. Orang ini lebih baik disbanding Quitters, sekurang-kurangnya bisa melihat dan merasakan tantangan. Banyak manusia termasuk tipe ini, pendakian yang tidak selesai itu sudah dianggap sebagai kesuksesan akhir. Namun sebenarnya tidak demikian, sebab masih banyak potensi yang mereka yang belum teraktualisasi hingga menjadi sia-sia.
  • Climbers (pendaki). Mereka yang selalu optimistic, melihat peluang-peluang, melihat celah, melihat senoktah harapan dibalik keputusasaan, selalu bergairah untuk maju. Noktah kecil yang dianggap orang lain sepela, bagi Climbers mampu dijadikan sebagai cahaya pencerah kesuksesan.

Berdasarkan paparan ini, sangat penting buat para pejuang yang lelah dalam meraih  impian yang diharapkan. Termasuk tipe manakah kita?

Tiga Hal Yang Harus Ada Pada Mahasiswa

Pertama. Secara Akademis. Konteks ini harus dipahami, yaitu pelurusan niat dan tujuan. Alasan apa yang melatar belakangi ketika mendaptarkan diri pada sebuah perguruan tinggi. 

Karena orang tua, teman, atau keinginan diri sendiri. Hal sangat urgen bila dihubungkan dalam perkuliahan. Banyak kegagalan atau putus ditengah jalan karena niat bagi sang mahasiswa dari awal tidak siap untuk itu. 

Tujuan pun tidak sehaluan, ketika tujuan perkuliahan hanya untuk bermain-main melepaskan diri dari kesuntukan dirumah  atau mencari teman asmara kata trendnya 'mejeng' bukan bertujuan untuk mencari ilmu.

Jelas ketika niat dan tujuan tidak untuk mencari ilmu, maka seorang mahasiswa dianggap gagal secara sukses akademis. Karena ilmu hanya didapati dengan mengikuti proses belajar dengan berbagai teori harus dipahami beserta aplikasinya.

Kedua. Secara Karir. Ketatnya kompetisi dalam dunia kerja. Dengan berbagai prasyarat yang ditetapkan. Pendidikan merupakan parameter penting yang wajib dimiliki para pencari kerja. Yaitu bekal yang dibuktikan dengan Ijazah yang dimiliki. Sebagai pembuktian ilmu yang dipahami dalam dunia nyata. Tidak mungkin berkompetisi jika bekal tidak dimiliki. Artinya kompetisi saat ini harus orang-orang berpendidikan.

Hal bisa dibuktikan dilapangan, untuk menjadi pembantu rumah tangga saja terkadang di minta Ijazahnya. Dan contoh lain untuk mejadi sales marketing harus tamat SMA sebagai parsayarat, itu pun diposisi yang terbawah yaitu bagian lapangan.

Dalam hal ini calon serjana nantinya, untuk menjawab bebagai tantangan kompetisi yang ketat ini. Khususnya dalam dunia kerja nantinya;

  • Mencari. Dalam artian mencari informasi-informasi lowongan pekerjaan. Bukan menunggu didalam sangkar untuk mendapatkan pekerjaan.
  • Menciptakan. Kembali pada tujuan kuliah adalah untuk mendapatkan ilmu. Jadi harus dibuktikan. Besar kemungkinan aplikasi teori tersebut suatu celah menciptakan dunia kerja sendiri.

Ketiga. Secara Organisasi. Banyak keseuksesan yang ada tokoh-tokoh nasional salah satu indicator adalah pengalaman dalam berorganisasi. Terlepas dalam hal ini, harus cerdas untuk memilih organisasinya. Tergantung bakat atau minat yang dimiliki. Yang sesuai dengan kompetensi. Pengalaman berorganisasi memberikan sumbangsih besar nantinya. Dan menjadi jadi 'note' jangan sampai salah dalam memilih organisasi yang diikuti.

Kiat Dalam Melewati Berbagai Tantangan

Setiap perjalanan tidak selalu mendapatkan Bintang Fortuna. Rintangan seakan datang silih berganti. Yang ini tuntas masalah berikut juga kan datang. Inilah sebuah konsekuensi dalam hidup. Tapi bagi calon serjana ada tiga hal yang penting untuk mencapai sebuah tujuan. Yaitu membedakan tiga buah kata

  • Sangat Penting (harus segera penyelsaiannya bersifat mendesak)
  • Penting (rutinitas)
  • Tidak Penting (membuang-buangkan waktu secara percuma)

Jika kategorinya bisa dipahami dan tidak membolak balik urutannya. Maka, besar harapan suatu tujuan dapat berhasil dengan hasil yang maksimal.

Curup, 26 Juni 2019

Ibra Alfaroug

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun