Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Tuan Direktur" karya Buya Hamka, Falsafah Kebahagian dan Ketenangan Jiwa

10 April 2019   08:45 Diperbarui: 10 April 2019   09:23 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by; Pixabay.com

Mendengar kemajuan itu banyaklah orang-orang dari Banjarmasin terutama dari Hulu sungai merantau ke kota Surabaya untuk mengadu nasib, mencari peruntungan. 

Salah satu diantara mereka adalah Jazuli. Seorang pemuda mencoba peruntungan datang ke Surabaya dengan keyakinan dia akan memperoleh derajat yang etlah diperoleh orang lain yang telah berangkat lebih dahulu ke Surabaya.

Jazuli pemuda Banjar yang telah mencoba peruntungan dengan berniaga di bandar Surabaya. berawal dengan menjual barang emas, intan kecil-kecilan. kemudian dia telah membuka kedai emas intan terbesar di kota Surabaya. Perusahaannya tidak kalah besarnya dengan perusahaan lain. Namanya sangat masyhur kemaana-mana sebagai tuan emas.

Awalnya dia datang dengan tekad dan keyakinan, dengan bermodalkan kocek kosong. Namun, berkat itu perubahan kian lama semakin membaik dan menjadikan Jazuli menjadi saudagar yang kaya raya.

Mula-mula dia hanya seorang yang tenang melihat perniagaan, belum tampak mukanya kepada yang lain. Sering waktu seruan kemewahandunia berdengung membisik. tidak heran temannya melihat akan perubahannya. Jazuli yang sederhana, rendah hati, dan berteman dengan siapa saja tanpa melihat statusnya apa. Tapi, Jazuli yang sekarang telah berubah. Jazuli telah berenag dalam uang, semua diukur dengan uang. Kehormatan dan anggukan kepala dapat dibeli dengan uang.

Pak Yasin

Ia orang tua  yang bertabiat aneh, terlalu pemurah, dan ramah. Rumah-rumah sewa itu didirikannya untuk disewakan. akan tetapi segenap penyewa yang terdiri dari kalangan rendah, tidaklah memandangnya sebagai majikan atau tuan tanah tempat mereka menumpang. bahkan mengganggap sebagai seorang bapak. Kehidupannya amat luar biasa, serdehana, bersehaja dan tidak berlebihan dalam berpenampilan.

Didekat tempat tinggalnya yang telah using didirikannya sebuah surau, tempat semua penyewa itu untuk menunaikan kewajiban mereka setiap waktu . setiap petang mereka berkumpul. menceritakan aktivitas berdagang pada hari itu. Ditilik benarlah mereka sperti sekumpulan keluarga yang seiya dan sekata dan pak Yasin dijadikan panutan mereka.

 Ada beberapa makna yang kupetik dari novel ini adalah dalam diri manusia yang penuh dengan pertarungan antara hawa nafsu dan akal, khususnya adalah Hati;

Pertama, Hati adalah tempat pertarungan hawa nafsu dan akal.

Kedua, Hati banyak sekali menerima saran-saran atau ususl yang sukar sekali membendungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun